Malam-Malam Putih merupakan salah satu novela karya Fyodor Dostoevsky. Cerita sepanjang 80 halaman ini dibagi ke dalam empat bagian, yang menceritakan tentang seorang pria kesepian di kota St. Petersburg.
Namun untuk beberapa waktu kesepian pria ini seakan hilang, sebab ia bertemu dengan seorang wanita bernama Nastenka yang memiliki masalah hampir sama dengannya.
Pertemuan ini kemudian akan menyeret kita untuk ikut merasakan bagaimana rasanya sendiri dan terasing dari dunia.
Sebuah cerita yang akan menarik simpati pembacanya, bahkan dari halaman pertama.
"Tiba-tiba aku merasa kesepian, sepertinya semua orang telah mengabaikan dan meninggalkanku."Â
Ini bukan hanya cerita tentang romansa dua orang muda-mudi. Ini tentang semua kita yang merasa terasing, sendiri, ditinggalkan, sepi, dan berharap ada seorang untuk berbagi perasaan itu.
Cerita ini untuk kita yang merasa dunia berjalan dengan baik dan orang-orang tetap hidup dengan bergembira, dengan ada atau tidak adanya diri kita.
Keterasingan dan kesendirian yang digambarkan Dostoevsky ini mungkin masih sangat relevan hingga saat ini. Meskipun kita hidup di masa kemudahan komunikasi dengan berbagai macam teknologi dan media sosial.Â
Namun, alat yang bertujuan menghubungkan kita ini kadang malah membuat kita terisolasi. Kita membutuhkan koneksi dengan manusia, baik itu bertemu secara lansung atau menggunakan teknologi informasi seperti media sosial.
Bahwa bagaimanapun canggihnya teknologi saat ini, mencari hubungan yang bermakna dan tulus itu masih menjadi tantangan. Di mana pertemuan dengan seseorang untuk membagikan kenestapaan hidup tetap sangat berarti, apapun medianya.
Novela Dostoevsky ini mengingatkan kita untuk terus mencari hubungan manusia yang tulus, sebenarnya, dan apa adanya.Â