Meski sama-sama penembak jitu yang punya reputasi mentereng, Klay dan Curry di lapangan punya gaya main yang berbeda. Ketika Curry sering berputar-putar dengan handling level dewanya, Klay bakal mencari ruang kosong di sisi-sisi luar perimeter mencari sudut paling nyaman.
Keberadaan mereka di waktu yang sama di atas lapangan tak membuat saling meredupkan sinar. Malah mereka terkesan saling komplementer dan memang itulah seharusnya saudara saling berperan. Curry dengan segala gravitasinya bakal membuat dirinya sering dijaga dua pemain sekaligus, suatu berkah oleh Klay yang sudah menunggu bola datang di pojok arena.
Momen krusial bagi Klay selain rekor 3-point terbanyak dalam satu musim playoff (seri dengan Curry) adalah gim lawan Sacramento Kings di 2015. Klay mencatatkan namanya sebagai pemain dengan raihan poin terbanyak dalam satu quarter, 37 poin. Dia melalukannya dalam field goal attemps (FGA) sempurna 13 dari 13 percobaan dan 9 diantaranya adalah tiga angka. Tentu 9 per 9 tiga poinnya juga rekor dan menyamai rekor Ty Lawson dalam FG terbanyak dalam satu quarter.
60 points on 11 dribbles
52 points on 9 dribbles
43 points on 4 dribbles
For those keeping track, that’s an average of 6.45 points per dribble from three of @KlayThompson's most iconic games.#WorldStatisticsDay pic.twitter.com/Lkh91ZvN6o— Golden State Warriors (@warriors) October 20, 2020
Sekarang sudah lebih dari dua musim lamanya Klay yang cedera sejak seri final lawan Toronto Raptors di 2019 menepi. Nahas ketika sudah sembuh dari ACL dia malah cedera lagi, kali ini achilles dan memperpanjang masa istirahatnya. Steve Kerr pun tak mau buru-buru membawa Klay kembali, apalagi Warriors sedang dalam ritme bagus dan tak sedang mendesak harus segera memainkan Klay.
Meski banyak yang ragu dia bakal kembali trengginas setelah ratusan hari tanpa bertanding, saya sendiri yakin Klay masih berbahaya. Gaya mainnya yang tak eksplosif macam Kobe Bryant atau Derrick Rose membuat saya yakin dia hanya perlu mencari ruang tembak yang enak, biasanya di ujung lapangan. Mungkin sisi defensifnya yang bakal sedikit tereduksi, tapi kita harapan kita kembali menonton splash brothers yang mengagumkan masih sangat ditunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H