Pasti kalimat poverty franchise sering terdengar bagi yang sering mengikuti dunia twitter olahraga Amerika Serikat, termasuk basket.Â
Ungkapan itu menggambar tim yang sedang bermain buruk dan kalah melulu biasanya juga dipadupadankan dengan olok-olokan lain.Â
Sebagai negara yang tak mengenal sistem degradasi, jelas keberadaan tim-tim yang akrab dengan keterpurukan ini akan selalu langgeng hingga akhir zaman.
Musim ini secara mengejutkan (bagi sebagian orang sebenarnya tidak) Los Angeles Lakers malah menjelma sebagai poverty franchise.Â
Keputusan Rob Pelinka mengumpulkan para veteran sepertinya masih tak berjalan mulus hingga akhir tahun 2021 ini. Ditambah dengan cederanya para pemain hingga protokol kesehatan membuat Lakers makin tertatih-tatih.
Hingga tulisan ini dinaikkan terakhir Lakers sudah lima kali kalah beruntun, terakhir kalah juga lawan Nets di game spesial Natal. Padahal Nets main tanpa Durant, Kyrie dan Harden baru main lagi setelah 15 hari menepi.Â
Terakhir kali LeBron cs menang ketika harus overtime lawan Mavericks, kemudian longsor dalam lima pertandingan.Â
Catatan lainnya Lakers memainkan laga terakhir (vs Spurs) Staples Center dengan kekalahan dan membuka lembaran baru bersama Crypto.com Arena sama juga dengan kekalahan (vs Nets).
Saking menegaskannya status Lakers yang bertabur superstar itu menyerupai poverty franchise adalah pertandingan lawan Timberwolves.Â
Tim asal kota Minnesota itu memang secara matematis adalah franchise terburuk sepanjang sejarah NBA, tapi di hari itu (18/12) mereka mempecundangi Lakers 110-92. Tanpa kehadiran Anthony Edwards mereka memulangkan Lakers dengan tangan hampa.