Ketika akan memulai paruh kedua Liga 1 2017, PSSI sepertinya mau menunjukkan image berbenah dengan meneken aturan memperbolehkannya wasit luar negeri memimpin laga. Segera saja datang enam wasit asal Australia dan Kyrgystan untuk memulai langkah eksperimental PT LIB ini. Sayangnya terobosan ini tak berbuah hasil manis di sisa Liga 1 2017.
Adalah keputusan kontroversial dari Shaun Evans yang mengakhiri pertandingan Persija vs Persib di menit 83 penyebabnya. Persib  mogok bertanding akibat tak disahkannya gol Ezechiel dan kartu merah Vujovic oleh Evans. Momen itu pun menjadikan kubu pendukung wasit lokal punya amunisi untuk menghentikan pemakaian wasit asing. Akhirnya PT LIB menghentikan mekanisme pemakaian wasit asing di musim 2018.
Tak Ada Langkah Serius
Tapi seperti lingkaran setan yang ada putusnya, permasalahan wasit di Indonesia memang tiada ujungnya. Tak ada perbaikan berarti di perwasitan Indonesia, baik di level tertinggi Liga 1 dan apalagi di level lebih rendahnya di Liga 2 dan Liga 3. Seolah memang dari pihak PSSI tak beneran serius membenahinya.
PSSI pernah mendatangkan Toshiyuki Nagi, wasit laga pembuka Piala Dunia 2014 sebagai direktur wasit di 2018. Tapi kerja sama antar mereka berdua tak berlangsung lama, Nagi memutuskan pensiun tahun itu juga. Setelahnya tak ada lagi langkah-langkah terobosan demi meningkatkan kualitas wasit.
Mekanisme kontrol juga sangat patut dipertanyakan. Pernah PSSI merilis bahwa mereka menghukum 8 wasit terasuk Umarella tak memimpin pertandingan Liga 1 di awal november kemarin. Ada kejanggalan disini, selain PSSI sendiri tak ada yang tahu 7 nama selain Umarella siapa saja dan dihukumnya hanya 'sampai batas waktu yang tidak ditentukan'. Sunggu proses yang berkebalikan dari transparansi.
Batas waktu yang kabur juga dapat saja dimainkan sendiri oleh PSSI. Bisa saja Cuma sehari bisa sampai setahun, tapi kemudian muncul seseorang memakai masker berdiri sebagai wasit cadangan di laga Arema FC vs Barito Putera (23/11). Seolah sembunyi-sembunyi, namanya di siaran televisi pun cuma tertulis Musthofa. PSSI beralasan masa hukuman Umarella hanya 4 pekan dan sudah usai.
Kita sampai sekarang tak melihat mekanisme efektif apapun untuk memperbaiki perwasitan nasional. Belum menghitung langkah defensif alih-alih investigasi yang digalakkan PSSI ketika kasus pengaturan skor kembali berhembus. Jika PSSI sudah merasa kualitas wasit kita sudah baik, sebaiknya perlu lagi dipertanyakan standar baik mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H