Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tak Serius Meningkatkan Kualitas Wasit

9 Desember 2021   07:27 Diperbarui: 9 Desember 2021   11:05 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wasit Oki saat bersitegang dengan pemain Barito Putera (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi )

Ketika akan memulai paruh kedua Liga 1 2017, PSSI sepertinya mau menunjukkan image berbenah dengan meneken aturan memperbolehkannya wasit luar negeri memimpin laga. Segera saja datang enam wasit asal Australia dan Kyrgystan untuk memulai langkah eksperimental PT LIB ini. Sayangnya terobosan ini tak berbuah hasil manis di sisa Liga 1 2017.

Adalah keputusan kontroversial dari Shaun Evans yang mengakhiri pertandingan Persija vs Persib di menit 83 penyebabnya. Persib  mogok bertanding akibat tak disahkannya gol Ezechiel dan kartu merah Vujovic oleh Evans. Momen itu pun menjadikan kubu pendukung wasit lokal punya amunisi untuk menghentikan pemakaian wasit asing. Akhirnya PT LIB menghentikan mekanisme pemakaian wasit asing di musim 2018.

Tak Ada Langkah Serius

Hamim Tohari krtika mengobral 12 kartu kuning dan 1 kartu merah dalam laga Persija vs PSM (Bola.com/ Ikhwan Yanuar)
Hamim Tohari krtika mengobral 12 kartu kuning dan 1 kartu merah dalam laga Persija vs PSM (Bola.com/ Ikhwan Yanuar)

Tapi seperti lingkaran setan yang ada putusnya, permasalahan wasit di Indonesia memang tiada ujungnya. Tak ada perbaikan berarti di perwasitan Indonesia, baik di level tertinggi Liga 1 dan apalagi di level lebih rendahnya di Liga 2 dan Liga 3. Seolah memang dari pihak PSSI tak beneran serius membenahinya.

PSSI pernah mendatangkan Toshiyuki Nagi, wasit laga pembuka Piala Dunia 2014 sebagai direktur wasit di 2018. Tapi kerja sama antar mereka berdua tak berlangsung lama, Nagi memutuskan pensiun tahun itu juga. Setelahnya tak ada lagi langkah-langkah terobosan demi meningkatkan kualitas wasit.

Mekanisme kontrol juga sangat patut dipertanyakan. Pernah PSSI merilis bahwa mereka menghukum 8 wasit terasuk Umarella tak memimpin pertandingan Liga 1 di awal november kemarin. Ada kejanggalan disini, selain PSSI sendiri tak ada yang tahu 7 nama selain Umarella siapa saja dan dihukumnya hanya 'sampai batas waktu yang tidak ditentukan'. Sunggu proses yang berkebalikan dari transparansi.

Batas waktu yang kabur juga dapat saja dimainkan sendiri oleh PSSI. Bisa saja Cuma sehari bisa sampai setahun, tapi kemudian muncul seseorang memakai masker berdiri sebagai wasit cadangan di laga Arema FC vs Barito Putera (23/11). Seolah sembunyi-sembunyi, namanya di siaran televisi pun cuma tertulis Musthofa. PSSI beralasan masa hukuman Umarella hanya 4 pekan dan sudah usai.

Kita sampai sekarang tak melihat mekanisme efektif apapun untuk memperbaiki perwasitan nasional. Belum menghitung langkah defensif alih-alih investigasi yang digalakkan PSSI ketika kasus pengaturan skor kembali berhembus. Jika PSSI sudah merasa kualitas wasit kita sudah baik, sebaiknya perlu lagi dipertanyakan standar baik mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun