Kroenke tak bisa semena-mena memindahkan Nuggets keluar Denver. Dia sudah terikat perjanjian ketika membeli Nuggets untuk tetap berkandang di Denver setidaknya sampai 2025. Karena pasti Kroenke tergoda keluar dari Denver, sebab valuasi Nuggets meski terus tumbuh mereka hanya berada di rangking 20 dari 30 tim di NBA. Sebagai pebisnis ini jelas bukan hal baik.
Colorado Avalanche
Seperti yang disinggung sebelumnya, Avalanche sepaket ketika Kroenke membeli Nuggets di tahun 2000. Bedanya tim hokie es ini sudah pernah juara NHL ketika eranya Kroenke, yaitu di 2001. Sebagai satu paket denan Nuggets, Avalanche juga dilarang pergi dari Denver setidaknya sampai 2025.
Valuasi Avalanche juga tak terlalu baik dibandingkan peserta NHL lain, hanya menduduki peringkat 22 dari 31 tim dengan total valuasi mencapai USD 465 juta. Bahkan mereka mencatatkan laba negatif di musim lalu.
Rapids dan Mammoths
Arsenal bukan tim bola pertama milik Kroenke, tapi Colorado Rapids peserta MLS sejak 2004. Sedangkan Colorado Mammoths adalah tim profesional liga lacrosse. Rapids pernah juara MLS Cup 2010 dan pemuncak wilayah barat musim lalu. Sedangkan Mammoths sudah juara di tahun 2006.
Merambah E-Sports
Sejak semakin naik daunnya dunia e-sports, Kroenke jelas tak mau ketinggalan gerbong. Sejak 2019 melalui KSE, Kroenke punya tim e-sports LA Gladiators di  Overwatch League dan LA Guerillas di Call of Duty League dan juga sedang mengintip kesempatan punya tim Valorant juga. Gladiators dan Guerillas bahkan sudah dibuatkan venue sendiri di kompleks yang sama dengan SoFi Stadium.
Dengan semakin kayanya Kroenke berkat kerajaan bisnis olahraganya, memang hampir mustahil mengharapkannya melepas Arsenal. Bahkan awal musim ini saja dia menolak tawaran USD 2,5 milyar dari CEO Spotify, Daniel Ek untuk mengambil alih Arsenal. Apalagi secara valuasi dan revenue Arsenal masih menguntungkan baginya, letak Arsenal yang sudah di ibukota juga membuat Kroenke masih kerasan atas kontrolnya disana.
Sama halnya dengan Glazers di Manchester United, Kroenke tak menempatkan trofi sebagai tujuan utama tapi profit. Makanya ketika gonjang-ganjing European Super League berembus di awal musim, banyak yang mengkhawatirkan Glazers dan Kroenke bakal semena-mena memindahkan klubnya ketika rencana ESL tak direstui. It's all about money.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H