Banyak sekali pemain sepak bola yang begitu dicintai suporternya tapi beranjak menjadi judas di kemudian hari. Persoalan hati seperti ini yang membuat profesionalisme pemain seakan dihantam setiap kali menghadapi musim transfer.Â
Hengkangnya The Divine Ponytail Baggio ke Juventus pernah membuat kantor Fiorentina dikepung tifosinya sendiri dan tak lupa Luis Figo yang pernah dilempar kepala babi.
Mengenai situasi macam ini sepertinya tak ada klub yang lebih terbiasa selain Arsenal di London Utara. Setelah membajak Sol Campbell dari Tottenham Hotspurs di awal musim 2001, agaknya Arsenal mendapat karmanya. Banyak pemain-pemain ikoniknya yang malah menyeberang ke rival dan digelari para Gooners sebagai judas di kemudian hari.
Tapi sepertinya tak ada sosok yang lebih dibenci daripada nama Emmanuel Adebayor. Bomber internasional Togo ini sebenarnya sangat dicintai oleh publik Ashburton Grove. Apalagi Adebayor mengingatkan mereka pada striker legendaris Nwankwo Kanu yang tak lain juga idola masa kecil Adebayor.
Adebayor didatangkan dari AS Monaco di tengah musim 2005/06 dan tak masuk skuad ketika Arsenal masuk final Liga Champions. Selanjutnya Adebayor mampu menyumbangkan gol-golnya bagi Arsenal dan puncak permainannya ada di musim 2007/08 dengan total 30 gol di semua kompetisi. Sekaligus mengemas pemain terbaik afrika, gol terbaik musim itu dan masuk team of the year.
Adebayor, Adebayor, give him the ball, and he will score , sebuah chants yang khusus dilantunkan suporter Arsenal padanya
Namun sayang puja-puja dan saling cinta antara Adebayor harus punah ketika Manchester City kedatangan geontoran dana besar di 2009. Adebayor datang bersama Kolo Toure dari Arsenal untuk menyeberang ke Manchester biru sebagai langkah awal proyek ambisius Abu Dhabi.
Dengan mahar yang mencapai £25 juta Adebayor dan musim sebelumnya banyak dibekap cedera sebenarnya membuat Gooners berharap adanya pengganti sepadan dengan uang hasil transfer. Namun sayangnya tak ada juru gedor baru yang datang menemani van Persie, hanya ada Thomas Vermaelen yang datang.
Komentar Wenger bahwa Adebayor pergi karena iming-iming uang membuat tensi antara suporter dengan Adebayor memanas. Jelas mengingatkan akan luka lama kepindahan Ashley Cole ke Chelsea. Sampai-sampai namanya diplesetkan menjadi Cashley Cole akibat kejadian itu.
Momen besar itu akhirnya datang di pekan keempat EPL. Arsenal bertandang ke Etihad dan Adebayor berdiri dengan seragam biru langit. Sepanjang laga cemoohan menghujani Adebayor dari sisi Arsenal. Namun akhirnya momen bagi Adebayor datang di menit 80.
Menyambut umpan silang dengan tandukannya, Adebayor menjebol gawang Almunia. Selanjutnya ia dengan antusias berbalik 180º dan berlari ke ujung lain lapangan tempat suporter away dan selebrasi di depan muka mereka.Â