Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Tak Ada Senyum Indonesia di Denmark Open 2021

24 Oktober 2021   13:49 Diperbarui: 24 Oktober 2021   13:53 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meringis: Jonatan Christie memutuskan mundur di set kedua laga melawan Momota di perempat final (Getty Images/Shi Tang)

Ini menjadi bukti masih timpangnya kemampuan para atlet yang digeber pelatnas Cipayung. Ketika para unggulan tak bermain sempurna atau cedera, pemain pelapis belum ada yang bisa memberi hasil memukau. Justru Tommy Sugiarto, nama kawakan yang datang tanpa pelatih mampu menembus semifinal sebelum dilibas Kento Momota.

Bagaimana pun Indonesia sudah dipastikan tak menempatkan wakilnya di final. Pasangan ganda campuran Jordan/Oktavianti juga dibabat di semifinal oleh Dechapol/Sapsiree asal Thailand. Pola besar terlihat di ganda campuran, kesemua unggulan 1-4 mampu menempati slot semifinal, berbeda dengan ganda putra yang hanya menyisakan Astrup/Skaarup-Rasmussem sampai semifinal dan menembus final. Bisa dibilang sektor ganda campuran lebih panjang masa istirahatnya setelah adanya jedah oleh TUC sebelum Denmark Open

Apresiasi

Prestasi olahraga seringkali sangat didogkrak oleh momentum yang sedang didapat sang atlet. Ada momen ketika Minions merajai tiap sudut lapangan di 2018-2019 atau laju tak terhentikannya Polii/Rahayu di Olimpiade Tokyo. Pada gelaran Denmark Open kali ini masih menyisakan nama-nama finalis yang masih mampu menjaga momentumnya. Kita melihat Axelsen sedang menikmati tahun terbaiknya, belum pernah kalah sepanjang tahun ini. Meski terus bermain hingga final Uber Cup, Akane Yamaguchi masih mampu menembus final ditantang An Se-Young si bocah ajaib dari Korsel. Sedikit dari nama-nama pot unggulan yang tersisa.

Melihat yang terjadi di Denmark tahun ini pastinya harus membuat BWF kembali memutar otak untuk evaluasinya. Jadwal major event yang berdempetan tak mengutungkan atlet yang wajib bermain dan beresiko diwarnai banyak retired dan withdrawal. Bagi tim kepelatihan Indonesia jelas ini masih menjadi alarm untuk regenerasi dan memperbaiki stamina para atlet pelatnas. Kebahagiaan Thomas Cup kemarin seketika sirnah tak sampai seminggu setelahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun