Nama: Reza putra ramadhan
Nim : 23010400013
Prodi: ilmu komunikasiÂ
Di era digital saat ini, influencer media sosial telah menjadi salah satu kekuatan dominan dalam membentuk opini publik, terutama dalam konteks kampanye politik. Dengan basis pengikut yang besar dan loyal, mereka mampu mempengaruhi persepsi dan perilaku pemilih melalui konten yang mereka publikasikan. Dalam esai ini, kami akan mengeksplorasi peran penting influencer dalam kampanye politik, termasuk dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh keterlibatan mereka.
Dalam lanskap politik kontemporer, influencer telah menjadi aktor signifikan yang mampu mempengaruhi diskursus politik dan membentuk opini publik. Peran mereka dalam kampanye politik modern tidak lagi dapat diabaikan, mengingat kemampuan mereka untuk menjangkau dan mempengaruhi audiens yang luas, terutama generasi digital native.
Kekuatan Jangkauan Audiens
Salah satu alasan utama mengapa influencer menjadi alat yang efektif dalam kampanye politik adalah menjangkau audiens yang luas. Dengan satu unggahan di media sosial, influencer dapat menyebarkan pesan kepada jutaan orang dalam waktu singkat. Hal ini menciptakan efek domino yang dapat mengubah putaran sebuah kampanye.
 Misalnya, selama pemilu presiden di Amerika Serikat, Barack Obama menggunakan kekuatan influencer untuk menjangkau pemilih muda dan beragam secara demografis. Di Indonesia, calon presiden seperti Prabowo Subianto juga menggandeng influencer untuk memperkuat dukungan di kalangan generasi muda
Ilusi Keterwakilan
Influencer sering dianggap sebagai bagian dari masyarakat umum, sehingga pesan yang mereka sampaikan terasa lebih nyata dan dapat dipercaya dibandingkan dengan iklan politik tradisional. Mereka membangun citra sebagai "salah satu dari kita," yang membuat pengikut merasa terhubung secara emosional.Â
Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi oleh influencer tentang isu politik dapat meningkatkan minat politik di kalangan pemilih muda, karena topik disajikan dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami. Ini menciptakan persepsi positif terhadap kandidat yang didukung oleh influencer.
Mobilisasi Pemilu
Influencer tidak hanya berperan dalam menyebarkan informasi tetapi juga dalam memobilisasi pemilih . Mereka bisa mendorong pengikut untuk terlibat dalam kegiatan politik seperti kampanye atau pemilihan umum. Ajakan atau rekomendasi dari influencer dapat memberikan dorongan signifikan bagi pengikut untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi. Dengan demikian, mereka berkontribusi pada peningkatan partisipasi politik di kalangan generasi muda.
Pengalihan Fokus dari Isu Substantif
Namun, keterlibatan influencer dalam politik juga membawa risiko. Salah satunya adalah pengalihan fokus dari isu-isu substantif ke aspek hiburan dan popularitas. Ketika kampanye lebih terfokus pada citra dan kepribadian daripada kebijakan konkret, diskusi serius tentang isu penting bisa tergeser. Hal ini dapat mengurangi kualitas dialog politik dan membuat pemilih kurang mendapat informasi tentang pilihan yang mereka buat
Keterlibatan influencer juga menimbulkan risiko terkait dengan akurasi informasi. Influencer dapat menyebarkan informasi yang bias atau tidak akurat, baik disengaja maupun tidak. Dalam konteks politik, informasi yang salah dapat mempengaruhi keputusan pemilih secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi pengikut untuk kritis terhadap informasi yang disampaikan oleh influencer.Â
Dalam lanskap komunikasi politik terkini, influencer sering kali bekerja sama dengan buzzer---entitas yang menyebarkan informasi secara masif dengan tujuan tertentu. Sinergi antara keduanya dapat memperkuat pesan politik dan memperluas jangkauan audiens. Namun, praktik ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi dan akuntabilitas dalam komunikasi politik.
Kesimpulan
Peran influencer dalam membentuk opini publik selama kampanye politik telah menjadi fenomena yang tidak terelakkan dalam lanskap politik modern. Kemampuan mereka untuk menjangkau dan mempengaruhi audiens, terutama generasi digital native, telah mengubah dinamika komunikasi politik tradisional.
Namun, pemanfaatan influencer dalam kampanye politik harus diimbangi dengan kesadaran akan tanggung jawab dan potensi dampak negatif. Diperlukan framework yang jelas untuk memastikan bahwa peran influencer dapat berkontribusi positif terhadap diskursus politik dan proses demokratis.
Di masa depan, peran influencer dalam politik kemungkinan akan semakin signifikan seiring dengan evolusi teknologi dan perubahan perilaku konsumsi informasi. Oleh karena itu, penting bagi semua stakeholder untuk memahami dan mengelola dinamika ini dengan bijak, memastikan bahwa pengaruh mereka dapat mendorong partisipasi politik yang sehat dan konstruktif.
Keberhasilan penggunaan influencer dalam kampanye politik akan bergantung pada kemampuan untuk menyeimbangkan efektivitas komunikasi dengan integritas pesan, serta memastikan bahwa pembentukan opini publik tetap sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang sehat dan bertanggung jawab.
Referensi
Pamungkas, A. S. (2024). Influencer Dalam Komunikasi Politik Capres Saat Pemilu. Sakato.
The Conversation. (2024). Ketika 'Influencer' Digunakan Untuk Mendapatkan Dukungan Politik, Apa Risikonya. Theconversation.Com.
Winarsih, A. S. (2019). Fenomena 'Influencer' Dalam Masifikasi Konten Politik Tentang Pilpres 2019 Melalui Postingan di Facebook. Universitas Satya Negara.
Zuhri, A. (2020). Instagram, Pandemi, dan Peran Influencer (Analisis Wacana Kritis pada Postingan Akun Instagram @najwashihab dan @jrxsid). Academic Journal of Da'wa and Communication, 1(2), 351--382.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H