Mohon tunggu...
Reza Prayoga
Reza Prayoga Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajaran

Halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perekonomian di Indonesia Mengalami Kemerosotan karena Pandemi

30 Maret 2021   21:45 Diperbarui: 30 Maret 2021   22:16 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : Reza Prayoga, NIM : 201010550386, Mahasiswa Universitas Pamulang
Dibuat pada tanggal 30 Maret 2021

Kondisi keuangan Republik Indonesia saat ini masih merosot. Hal ini ditandai dengan pemasukan Indonesia yang masih di bawah 0%. Ekonomi kuartal I-2021 masih dibawah 0%. Namun, ekonomi Indonesia di kuartal II-2021 akan meningkat menjadi 7%. Hal ini diperkuat dengan perubahan signifikan dari segi angka karena kuartal II basis paling rendah di kuartal II-2020. Sehingga di 2021 akan terjadi perbaikan sangat signifkan kalau hitung-hitungan terakhir di atas 7% YOY (Year On Year).

Hal ini diperkuat juga dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 seiring dengan perbaikan  pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh beberapa lembaga internasional. Misalnya Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni menjadi 4,9% sepanjang 2021.

Namun, nilai konversi rupiah mengalami penurunan sebesar 2,66%, kini nilai tukar rupiah berada di Rp14.525 per dolar AS dimana sebelum pandemi nilai konversi ini sudah menyentuh Rp. 14.139 per dollar AS. Namun, hal ini juga patut kita banggakan, karena nilai konversi rupiah saat ini adalah hasil peningkatan dari nilai konversi saat awal pandemi, yakni Rp. 16.575 per dollar AS.

Saat ini, Indonesia juga berhutang cukup banyak kepada negara asing untuk menjaga keberlangsungan dan kestabilitas negara. Hutang ini juga digunakan untuk proyek pembangunan infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia. Diantara 187 negara, Indonesia menempati urutan ke 154.

Pandemi ini juga menyebabkan banyak penduduk yang jatuh miskin, hal ini ditandai dengan banyaknya karyawan yang di PHK, sehingga jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 27,5 juta penduduk. Pandemi ini juga menyebabkan lebih dari 2,5 juta orang menjadi pengangguran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun