Mohon tunggu...
Reza Oktofanny
Reza Oktofanny Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Hi, Saya Reza Oktofanny

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemacetan Jakarta

26 Juni 2024   13:08 Diperbarui: 26 Juni 2024   13:15 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemacetan di Jakarta adalah masalah yang sudah lama dihadapi oleh warga kota ini. Setiap hari, ribuan kendaraan memenuhi jalan-jalan utama, menyebabkan waktu tempuh yang panjang dan stres bagi para pengendara. Menurut data dari TomTom Traffic Index, Jakarta menempati posisi ke-29 dari 389 kota paling macet di dunia.

Salah satu penyebab utama kemacetan adalah tingginya jumlah kendaraan pribadi. Meskipun pemerintah telah berusaha mengatasi masalah ini dengan berbagai kebijakan, seperti penutupan putaran balik dan penambahan jalan satu arah, hasilnya masih belum maksimal. Kebijakan seperti ini sering kali hanya memindahkan titik kemacetan dari satu tempat ke tempat lain tanpa benar-benar menyelesaikan masalah.

Selain itu, pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir 2022 juga berkontribusi pada peningkatan kemacetan. Banyak warga yang kembali menggunakan kendaraan pribadi untuk beraktivitas sehari-hari, sehingga jalanan semakin padat.

Namun, ada juga upaya positif yang patut diapresiasi, seperti pengembangan transportasi umum. Penggunaan Mass Rapid Transit (MRT) dan TransJakarta telah membantu mengurangi beban jalan raya. Banyak warga yang mulai beralih ke transportasi umum karena lebih efisien dan dapat menghemat waktu.

Secara keseluruhan, kemacetan di Jakarta adalah masalah kompleks yang memerlukan pendekatan holistik. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menemukan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Mungkin, dengan perencanaan yang lebih baik dan kebijakan yang lebih tegas, Jakarta bisa mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup warganya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun