Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mungkinkah Terjadi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Medsos MUI atau GNPF M2UI?

6 Juni 2017   20:52 Diperbarui: 6 Juni 2017   21:03 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (Kitab Quran Surat Al-Baqaroh ayat  216).

Kutipan kitab suci umat islam diatas mungkin sangat tepat bagi kita sebagai muslim ataupun sebagai sesama manusia ciptaan Tuhan. Dunia dengan segala isinya amat luas sekaligus amat tua apabila dibandingkan dengan penghuni bumi apalagi dengan manusia yang masih muda. Misteri berbagai macam peristiwa dari hal kecil sampai besar kerapkali terjadi dengan melibatkan banyak sudut pandang yang menemani pada akhirnya hanya Tuhan yang berhak menghakimi. 

Kembali kepada kita manusia, rasa keingin tahuan dan keinginan akan kepastian membuat sepakat mencari mufakat untuk mendirikan majlis-majlis, perkumpulan-perkumpulan ahli dibidangnya untuk membuat pertimbangan salah satunya yang menjadi pegangan umat islam Indonesia ialah Majelis Ulama Indonesia.

Bicara soal Majelis Ulama Indonesia memang menarik, sejak kelahiran organisasi perkumpulan ahli dari berbagai macam organisasi umat islam ini memang penuh kontroversi. Memang wajar karena kalau saya boleh melebih-lebihkan MUI itu ibarat PBB yang anggotanya berbagai macam negara yang tentu beda walaupun ada keputusan bersama contohlah nuklir ada korea utara yang terkesan nakal namun tetap jadi bagian PBB. 

Hal ini ibarat sebelas dua belas dengan polah umat islam Indonesia yang juga beda dengan MUI misalnya dalam menyikapi bulan puasa ada Islam kejawen dengan kalender abogenya, ada thariqah dengan imamnya, ada muhammadiyah dengan hisabnya dan terakhir Nahdatul Ulama yang paling mendominasi MUI dengan rukyatnya otomatis sebagian besar pandangan MUI sejalan dengan NU.

Publik Indonesia tentu masih segar akan pergerakan terakhir MUI dalam mengeluarkan fatwa atas penistaan agama yang dilakukan mantan gubernur DKI Jakarta Basuki TJahaja Purnama alias Ahok.  Kontroversi pun segera bermunculan menghiasi rakyat Indonesia melaui dunia nyata dan dunia maya. Bermunculanlah kelompok-kelompok pro kontra dengan merek masing-masing diantaranya GNPF MUI atau Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI dan kelompok yang mengatasnamakan Bhinekka Tunggal Ika. 

Pertarungan dua kelompok ini membuat dua dunia Indonesia Maya dan Nyata bagai medan kecil baratayuda dimana sesama saudara saling bertikai plus tentu saja kaum golput alias golongan putih yang selalu setia tak memihak dalam perseteruan apapun demi berbagai motif. Tensi akhirnya mereda ketika Ahok dipenjara dan menerima hukuman tanpa mengajukan banding serta menyurati pendukungnya untuk move on.

MUI seakan tak peduli arang melintang demi menjadi kompas pemandu bagi umat islam Indonesia untuk sekedar meraba jalan kebenaran bagi bekal umat agar tak tersesat menuju rumah Tuhan. Bagaikan legenda burung phoenix yang selalu menjadi muda begitupula MUI yang konsisten memproduksi fatwa. Terbaru MUI keluarkan jurus ampuh untuk umat agar selamat menjelajahi dunia maya agar tak tersesat dari jalan menuju Tuhan berupa Fatwa Medsos. Menurut MUI sekarang ucapan sama seperti tulisan dan lidah itu sebelas dua belas dengan jari tangan. Ingat itu saudara-saudari sekalian waspadalah-waspadalah!

Tentu sebagaimana fatwa-fatwa sebelumnya, umat pun dibuat hati-hati akan jenis dosa baru terutama terkait dunia maya. Ada beberapa keharaman baru dari mulai ghibah, namimah, gosip, konten negatif, konten maksiat, pribadi, tidak sesuai dan opini sesat sampai buzzer. Apabila mau lengkap total ada 20 halaman saudara-saudari silahkan kunjungi rumah dunia maya MUI atau lihat pdf yang sudah bertebaran dijagat maya. Satu hal saja komentar dari saya yang saya akin akan banyak diamini oleh generasi muda dari kuper sampai populer serta generasi tua dari pekerja sampai pebisnis yaitu alhamdulilah ya ALLAH masih boleh endorse dan kepo.

Bicara mencari celah, mungkin bagi kaum terpelajar yang sudah paham bab oportunis masih bisa ngeles mencari kesempatan untuk mendefinisikan ulang istilah-istilah keharaman yang sudah dipopulerkan oleh MUI yang tentu saja mencari pegangan dari ulama, zuama itu sendiri. Sebagaimana sudah jadi rahasia umum orang Indonesia itu beragam termasuk umat islam indonesia. Ada yang tradisional sampai modern, ada yang liberal sampai radikal sehingga banyak bahan buat kabur dari tuntutan fatwa MUI di dunia maya dan nyata. Untuk kaum terpelajar yang sudah paham bab komitmen tentu saja akan setia dengan pegangan jauhilah dosa karena sesungguhnya haram itu dekat dengan api neraka. Catat ini saudara-saudari jangan lupakan yah.

Fatwa berbicara tentang umat yang belum menyadari bahwa ada sesuatu disekitarnya yang kemungkinan besar berpotensi melanggar perintah Tuhan. Di sisi lain celah memberikan umat kesadaran bahwa ada kemungkinan sesuatu yang kemungkinan besar terlarang itu ada sedikit pengampunan dari Tuhan. Sebelum memutuskan untuk memilih apakah akan mengikuti atau menolak fatwa MUI sebaiknya pikirkan hal-hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun