Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ubah Sumpah Pemuda Demi Masa Depan Generasi Muda Millenial

30 Oktober 2017   12:23 Diperbarui: 30 Oktober 2017   12:42 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesetaraan adalah wujud ringkas dari yang namanya keadilan terutama keadilan didepan hukum atau yang populer equality before the law. Dengan kesetaraan maka kita dapat mengikuti perkembangan jaman yang dicetuskan PBB sebagai induk kerjasama negara. Nanti Indonesia ga akan ada masalah lagi menerapkan pembangunan berbasis gender yang menerima peran wanita dan LGBT. Selain itu nanti ga akan ada lagi kesulitan menerapkan pemerataan pendidikan nanti sekolah biasa daerah akan mendapat rasa yang sama dengan sekolah terkenal. Siapa tahu nanti ada alien datang lalu kita bisa saling terhubung dengan baik macam sosmed kan asyik kalau sudah setara. Saya kira teks kesetaraan layak menjadi kredo atau ayat terbaru pengganti sumpah pemuda.

Kemerdekaan

Kemerdekaan adalah wujud ringkas dari yang namanya hak asasi manusia. Dengan kemerdekaan maka kita akan dapat dengan mudah mengoptimalkan kemampuan manusia. Dengan kemerdekaan pemuda jawa dan pemuda sunda dapat menikah tanpa bayang-bayang cerita perang bubat antara majapahit dan pajajaran. Selain itu, orang-orang dengan perbedaan SARA juga bisa ikut pemilu yah bebas memilih dan dipilih. Yang paling penting kemerdekaan ialah kebebasan berpikir sehingga mendorong penemuan-penemuan yang berguna bagi umat manusia. Saya kira teks kemerdekaan layak menjadi kredo atau ayat terbaru pengganti sumpah pemuda.

Nah sekarang pembaca pasti bertaya kenapa cuma tiga teks dalam daftar ini? Pertama, sumpah pemuda isinya hanya tiga teks otomatis penggantinya lebih enak yang tiga teks juga bahkan lebih sederhana. Kedua, teks pengganti yang saya usulkan juga ada relevansinya dengan sejarah Indonesia berdasarkan pendapat ahli atau pakar seperti Asvi, Rizal dan Sartono. Ketiga, teks pengganti ini lebih cocok dengan situasi dan kondisi terkini Indonesia yang menuntut banyak perubahan disana sini. Keempat, ada batasan penulisan artikel dalam kompasiana dalam hal kata maupun penerbitan. Terakhir, tulisan ini saya harapkan sebagai pemancing pembaca untuk menanggapi atau menulis gagasan yang baru atau mau pro atau kontra juga silahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun