Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Mengenal Quraish Shihab Agar Tidak Latah Menuduh Syiah Kafir Liberal

29 Juni 2017   20:31 Diperbarui: 1 Juli 2017   03:20 4863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini khususnya ditujukan kepada kaum beragama di Indonesia yang menganut agama islam, mayoritas  menganut paham ahlusunnah waljamaah yang lebih terkenal sebagai sunni. Organisasi seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah masuk dalam katagori ini, sekarang saya rasa penting menulis tentang ini karena banyaknya paham-paham radikal dan intoleran yang mencoba menghancurkan Indonesia dengan menghasut umat untuk memusuhi ulama-ulama paham moderat dan toleran pendukung Indonesia terutama dari kalangan Nahdatul Ulama salah satunya adalah Quraish Shihab dengan tuduhan Syiah Kafir dan Liberal.

Quraish Shihab pergi ke Mesir tahun 1958, bersama adiknya, Alwi Shihab. Beliau masuk asrama Madinatul Buuts, asrama untuk pelajar asing dari berbagai negara. Di Madinatul Buuts, kawan beliau di antaranya, KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, mantan Rais Am Nahdatul Ulama, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, KH. Syukri Zarkasyi, pengasuh pesantren Gontor, dan banyak lagi tokoh-tokoh seangkatan atau adik kelas beliau.

Beliau santri Al-Azhar. Yang sering disebut Azhary. Azhary--menurut syaikh Ali Jum'ah--adalah seseorang yang berakidahkan Asyariyah, menganut mazhab, serta yang menempuh jalan sufi. Kalau menurut syaikh Gamal Faruq Azhary adalah mereka yang bernisbahkan diri kepada Imam Asyari dan Imam Maturidy, Bernisbah kepada salah satu dari empat Mazhab, dan bernisbah kepada jalan tasawwuf.

Dari dua definisi di atas, bisa dikatakan bahwa Habib Quraish Shihab adalah Ahlu Sunnah wal Jamaah atau masyhur dengan sebutan Sunni. Karena beliau adalah seorang Azhary yang sampai sekarang sering tersambung dengan Azhar, Imam Akbar syaikh Ahmad Thayyib, Syaikh Hasan Syafi'i dan ulama-ulama Azhar yang lain. Bahkan beliau juga diangkat sebagai anggota Majelis Hukama Muslimin yang diketuai langsung oleh Syaikh Azhar.

Sebagaimana yang beliau katakan, beliau bermulazamah dengan syaikh Abdul Halim Mahmud paling sebentar lima tahun. Waktu yang tak sebentar untuk bersuhbah dengan orang shalih. Selama di Mesir, beliau juga berguru kepada syaikh Sya'rawi dan syaikh Muhammad Ghazali. Syaikh Abdul Qasim--seorang ulama, ahli Qiraat, penyebar mazhab Malikiyah--konon bermulazamah dengan Imam Malik selama dua puluh tahun. Syaikh Wahab Sya'rani bermulazamah dengan syaikh Nuruddin al-Syuni dan syaikh Ali Khawwas. Syaikh Ibnu Athaillah bermulazamah dengan syaikh Abbas al-Mursi. Jelas smber-sumber ini akan bersanad dan nyambung ke Rasulullah.

Abdullah Ibnu Mubarak berkata: "Al-Sanad min al-Din. Laula Isnadu Laqâla man Syâ' mâ Syâ', Sanad itu termasuk dari Agama. Tanpanya, orang akan semaunya berkata yang dia inginkan."

Terkait Habib Quraish Shihab pembela Karbala dan menganggap Nabi tidak masuk surga, baiknya, baca deh klarifikasi dari Gus Mus, Lukman Hakim, Muchlis Hanafi. Tiga klarifikasi itu sudah cukup kok.

Terus tentang masalah Jilbab, bacalah sesekali buku "Berguru kepada Sang Maha Guru" tulisan Dr. Muchlis Hanafi, Duktur Tafsir dari Azhar. Di sana akan anda temukan diskusi-diskusi yang indah bagaimana menyikapi perbedaan pendapat.

Soal masalah pendidikan beliau jelas sekarang sudah profesor doktor di bidang agama islam dan komitmen beliau terhadap toleransi tidak perlu diragukan dari kiprah Nahdatul ulama dan Alumni Al-Azhar Mesir untuk merawat perbedaan dalam NKRI. keturunan beliau seperti Najwa Shihab pun yang populer menjadi presenter terkenal di Metro TV sangat tidak diragukan lagi membawa kesejukan dalam berbagai perbedaan yang terjadi di media massa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun