Mohon tunggu...
Reza NurahmanKemal
Reza NurahmanKemal Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa IAIN Bengkulu

Mahasiswa IAIN Bengkulu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Pemuda Milenial Dalam Membangun Bangsa

16 Desember 2019   19:52 Diperbarui: 16 Desember 2019   20:17 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemuda, pemuda bukan lah sesuatu yang asing di tengah masyarakat kita. Indonesia pasti sudah sangat familiar dengan kata pemuda. Ada dan tegak, hingga merdeka nya negara yang kita cintai ini, salah satunya karena peran pemuda masa itu. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini banyak diperjuangkan pemuda-pemudi masa lampau yang mendiami negeri ini. Karena darah dan semangat merekalah yang menjadikan kita bisa hidup aman, nyaman, dan mempunyai masa depan di bumi yang kita cintai ini.

Kita tahu, pemuda-pemudi merupakan ujung tombak yang sangat krusial dalam menentukan napak tilas sejarah dan masa depan. Begitu vital nya peran pemuda, sehingga menjadi permata yang berharga untuk menuntun masa depan bumi pertiwi ini. Namun pertanyaan suramnya, "Bagaimana jika pemuda Indonesia salah menuntun bangsa ini?".

Pemuda ialah manusia muda yang masih memiliki potensi diri yang besar untuk memunculkan karya yang besar pula, kelompok orang yang paling berpengaruh pada negeri ini, dan paling berpengaruh selama peradaban. Pemuda merupakan hal yang sangat menggembirakan bagi kita, jika ia mampu mengeluarkan potensi-potensi yang baik dan mampu membimbing menuju masa depan yang lebih baik. Namun, yang menjadi masalah yaitu, terkadang kita menghadapi berbagai persoalan yang menghambat potensi baik para pemuda. Saat ini kita sering kehilangan posisi pemuda sebagai pelopor bangsa, sehingga menyebabkan tanah air yang kita cintai ini menjadi terbelakang dan tidak dapat membangun negeri ini dengan baik. Padahal, jika para pemuda turun tangan dengan baik dan benar, maka negeri ini akan sangat terbantu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dimiliki. Jika mereka mengulurkan tangannya untuk membangun negeri ini sesuai dengan bakat dan keahliannya masing-masing, maka bukan tidak mungkin kalau kita akan mendapatkan kembali negeri ini dalam keharmonisan. Namun, mengapa hal itu masih belum terwujud hingga saat ini?.

Sebagai contoh, pemuda yang bergelut dalam bidang pendidikan menyalurkan kemampuannya untuk mencerdaskan bangsa ini melalui ilmu dan pengetahuan,  pemuda yang berkecimpung dalam bidang agama sibuk untuk mengurusi dan membenahi persoalan religi, dan pemuda street culture asik dan terbengkalai dalam dunia nya sendiri. Mereka sibuk dengan perkara mereka masing-masing tanpa tahu dan menyadari seberapa besar potensi baik yang akan mereka hasilkan jika mereka mampu bekerja-sama, mampu mengintegrasikan keahlian mereka menjadi satu-kesatuan. Para pemuda yang berkecimpung dalam bidang agama mengajarkan kepada teman intelektual dan teman street culture tentang religi sehingga agama menjadi dasar yang mereka miliki, pemuda intelektual berjuang dalam bidang ilmu pengetahuan untuk mensupport teman dari sudut religi dan mengajarkan kepada teman lainnya, serta pemuda street culture membantu agar dapat mengimplementasikan hasil kerja keras pemuda intelektual dan religi kepada masyarakat umum.

Jika kita memang sudah tahu bahwa kerja sama pemuda akan menghasilkan hal yang sangat luar biasa, lantas mengapa kita belum mendapatkan keharmonisan dalam berbangsa?. Karena menyatukan jiwa pemuda di negeri ini tidak semudah menyatukan kedua telapak tangan kita. Menyatukan  pemuda bangsa membutuhkan wadah, movement,  dan kesadaran yang tinggi untuk menyatukannya. Lantas apakah kita bisa mencapai keharmonisan berbangsa?, apakah kita bisa membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik?, kapan?. Jawabannya terletak pada diri kita masing-masing sebagai pemuda pembangun bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun