Dimasa saat ini, merokok bukanlah menjadi hal yang asing. Merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan tersendiri bagi si perokok. Namun dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok maupun orang lain. Dengan merokok, artinya seseorang akan lebih terpapar racun dari asap rokok dalam waktu yang lama. Hal itu juga dapat dialami oleh perokok pasif. Bahkan perokok pasif memiliki bahaya yang lebih besar daripada perokok aktif.
 Ada banyak contoh tentang kebiasaan merokok terutama di kalangan pelajar. Seorang pelajar merasa tidak enak kepada temannya karena tidak merokok. Sehingga diapun mulai merokok dan akhirnya menikmati rokok tersebut. Kebanyakan pelajar juga beranggapan bahwa dengan merokok dirinya merasa hebat, gaya, dan ditakuti. Padahal jika dia tidak pandai menjaga diri, rokok adalah awal dari terjerumusnya seseorang kepada obat-obatan terlarang.
 Tidak hanya pelajar SMA saja yang merokok, pelajar SMP pun banyak yang sering didapati sudah menghisap rokok dengan enaknya, bahkan masih menggunakan seragam putih biru tersebut. Di kalangan SMA dan SMP yang terbilang sudah cukup tinggi dalam pendidikan maka ada yang lebih rendah dibawah mereka pun sudah merokok, contohnya banyak anak SD didapati merokok, itu terjadi karena faktor lingkungan dan juga orangtuanya.
 Rokok juga tidak sulit didapatkan, rokok bisa didapatkan di warung ataupun supermarket-supermarket. Maka dari itu pelajar dari kalangan SD sampai dengan SMA dengan mudah mendapatkan rokok yang mereka inginkan. Agar terhindar dari kebiasaan buruk ini, kembali ke diri sendiri untuk dapat menanamkan keyakinan yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah menguntungkan diri sendiri maupun orang lain.
Kebiasaan pelajar merokok biasanya kebanyakan karena kurangnya perhatian dari orangtua. Karena itu dia merokok untuk menghilangkan stres dan kebosanannya. Orangtua berperan sangat penting dalam melindungi anaknya dari kecanduan terhadap rokok. Orangtua harus bicara terbuka dengan anak mengenai risiko rokok dan konsekuensi spesifik terkait rokok dan merokok. Cara ini dapat melindungi anak dari upaya percobaan merokok juga mencegah mereka kecanduan merokok.
 Tak hanya rokok biasa, di zaman sekarang sudah sangat familiar dengan yang namanya rokok elektrik atau disebut vape. Ahli bedah umum di AS melaporkan penggunaan vape di kalangan remaja meningkat 900 persen. Sebanyak 40 persen diantara pengguna vape muda tidak pernah merokok.
Jasmine Reese,M.D, menyatakan bahwa salah satu hal yang menarik dari vape adalah cairan yang ada didalamnya yang hadir dalam berbagai rasa. Hal itu yang membuat pelajar tertarik untuk mencobanya. Selain itu, perangkat vape hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran serta sangat mudah untuk disembunyikan.
Orangtua dapat mencegah anak untuk tidak mengikuti tren dengan cara berbicara terbuka dan jujur serta menjelaskan bahwa zat yang ada didalamnya bahaya bagi kesehatan mereka. Dan orangtua jangan sampai menggunakan vape agar anak tidak mencontohnya.
Centers for Disease Control and prevention (CDC) menjelaskan kebanyakan vape mengandung nikotin yang berbahaya untuk otak remaja yang sedang berkembang, mengontrol pembelajaran, suasana hati, dan kontrol impuls. Cairannya juga bahaya bagi paru-paru, perangkatnya juga dapat memicu kebakaran yang berujung pada risiko cedera serius.
Bagaimana cara agar berhenti merokok ?
Dari berita di Liputan6.com, ada beberapa cara agar kita dapat berhenti merokok. Diantaranya sebagai berikut
- Cari hobi yang sesuai dengan passion anda. Hal ini dapat membantu anda untuk menghilangkan kebiasaan merokok.
- Ganti rokok dengan makan-makanan yang dapat mengatasi kecanduan merokok. Seperti permen karet, kacang, buah-buahan.
- Kurangi asupan kafein, seperti kopi. Karena efek kopi yang membuat anda terjaga akan menggoda anda untuk merokok.
- Hindari orang-orang yang merokok. Karena hal itu dapat mempengaruhi anda untuk merokok juga.
- Mencari bantuan psikiater, karena kecanduan merokok disebabkan karena anda telah terbiasa merokok.Â