Mohon tunggu...
Reza NurAzizah
Reza NurAzizah Mohon Tunggu... Lainnya - penulis amatiran

Hanya Mahasiswa Biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuju Persepsi Modern Masyarakat tentang Pendidikan Anak Usia Dini

8 Juli 2022   12:36 Diperbarui: 8 Juli 2022   12:42 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Anak menjadi perhatian khusus di era modern ini. Sosial media telah menjadikan banyak masyarakat mengenal lebih dalam mengenai parenting atau pendidikan anak. Sehingga, setiap lapisan masyarakat mulai memahami pentingnya pendidikan anak bagi orang tua khususnya pendidikan usia dini. Langkah ini akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Indonesia dapat dikatakan terlambat ketika masyarakat memahami pentingnya pendidikan anak usia dini. Konsep pendidikan anak usia dini atau PAUD lahir di eropa sekitar abad 19. Indonesia baru lahir lembaga PAUD pada tahun 1919 oleh Persatuan Aisyiyah dengan mendirikan Busthanul Athfal. pada saat itu terdapat lembaga yang menitikberatkan pada pedidikan anak usia dini.

Masyarakat modern cenderung terjerat dalam romantisme peradaban sejarah Indonesia dalam bidang PAUD. Masyarakat menilai pendidikan anak usia dini sudah terwakilkan oleh lembaga-lembaga PAUD dalam mengembangkan anak. Sehingga, orang tua enggan memikirkan perkembangan dan pendidikan anak pada usia dini. Bahkan, orang tua hanya menikmati hasilnya.

Pola pikir ini yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. orang tua seharusnya menjadi pendidik utama bagi anak. Tetapi, justru berubah menjadi penikmat hasil pendidikan anak. Lemabaga pendidikan tak segan mendapat tugas berat tatkala anak mengalami penurunan belajar. Persepsi ini jelas akan memberatkan lembaga pendidikan. Bahkan, kualitas pendidikan Indonesia akan megalami stagnan lebih-lebih penurunan.

Ada beberapa sebab mengapa persepsi ini sering muncul. Pertama, orang tua yang berkarir penuh sepanjang waktu dan memiliki waktu yang sedikit dengan anak. Orang tua menghabiskan tenaganya untuk bekerja. Sehingga, waktu untuk anaknya berkurang atau tidak ada. Kedua, kurangnya pemahaman orang tua mengenai pentingnya pendidikan anak dari orang tua.

Permasalahan itu seiring berkembangnya zaman telah sedikit berubah. Perubahan itu disebabkan oleh dua faktor penting. Pertama, kualitas pendidikan dan pengentahuan masyarakat yang meningkat. Kedua, teknologi yang merubah keadaan masyarakat sehingga dapat mengakses hal-hal yang berbau dengan pendidikan anak usia dini.

Pendidikan di Indonesia masih rendah untuk saat ini. Tetapi, fakta itu semakin hari berkurang. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan mulai meningkat. Selain itu, mudahnya akses pendidikan menjadikan masyarakat memilih untuk pendidikan terlebih dahulu sebelum berkarir. Hal itu dibuktikan dengan rata-rata pendidikan saat ini lebih banyak sarjana daripada sekolah menengah atau keatas.

Hal ini tentu akan merubah pola pikir yang masih tradisionalis menuju pola pikir akademis. Masyarakat akan menilai bahwa pendidikan sangat penting hingga jenjang anak usia dini sekalipun. Masyarakat juga akan menyadari pentingnya megasuh anak baik dari segi psikologi, rasa, maupun daya pikir seorang anak. Selain itu, masyarakat akan menganggap lembaga pendidikan akan membantu meningkatkan kualitas anak.

Sosial media telah mengkikis sedikit demi sedikit persepsi orang semacam ini. Konten parenting yang disuguhkan di sosial media menjadikan masyarakat paham pentingnya pendidikan anak usia dini. Masyarakat lebih mengerti megenai anak. Masyarakat diajarkan seperti pentingnya komunikasi dengan anak, mendidik anak dengan baik dan benar, mengajak anak untuk mengungkapkan perasaanya dan lain sebagainya.

Persepsi modern ini akan meningkatkan pendidikan di Indonesia. perubahan pendidikan yang hanya berawal untuk masa anak kini berubah dengan berawal dari anak usia dini atau AUD. AUD akan merangsang dirinya siap untuk ke depan. Pola pikir dan kualitas dirinya akan menjadikan dirinya mampu beradaptasi dengan lingkungan dan pendidikan selanjutnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun