Disebuah Perkampungan di pinggiran kota terdapat sebuah geng yang bernama Laubla. Mereka beranggotakan 2 orang anak laki-laki yang bernama Reza dan Haris dan 8 anak perempuan yang bernama Rifdha, Nunu, Mutia, Uni, Gina, Alif, Rina, dan Sukma, mereka selalu bersama disaat suka maupun duka.
Saat telah lulus dari sekolah yang sama, salah satu dari anggota mereka harus melanjutkan pendidikannya diluar kota, namun persahabatan mereka tetap terjalin dengan baik. mereka tetap saling nongrong bersama dirumah Uni. suatu ketika saat mereka berkumpul, Reza menyampaikan sebuah saran untuk melakukan sebuah petualangan "teman-teman bagaimana kalau kita melakukan sebuah petualangan?" ujar si Reza, dan sarannya pun di respon baik oleh temannya. lalu mereka menentukan tempat dan waktunya. Tiba saatnya mereka melakukan perjalanan ke sebuah gunung dan menaiki angkutan umum ke desa terakhir. Sebelum memasuki area kaki gunung tersebut, dengan bermodalkan alat yang sederhana, dan tekat yang kuat. Reza sebagai Leader geng tersebut, melakukan arahan kepada teman-temannya dan berdoa sebelum melakukan pendakian gunung tersebut.
Hari pertama setelah desa terakhir berjalan dengan baik seperti tak ada hambatan,mereka mendirikan tenda didekat mata air, agar mudah mengambil air bersih untuk minum dan memasak. pada hari kedua, mereka bergegas packing barang kembali dan melanjutkan perjalanan menuju puncak. Namun di tengah perjalanan Gina mengalami keseleo pada kakinya Reza sebagai leader pada perjalanan tersebut langsung menyuruh teman-temannya untuk berhenti sejenak, dan mengobati kaki gina yang keseleo. Sembari berhenti sejenak, tiba-tiba seekor ular muncul ingin menerkam mereka, Haris yang melihat pertama kali ular itu langsung spontan berteriak "hey kalian......awaas ada ular!!" teriak Haris, reza dengan spontan langsung memukul mundur ular tersebut dengan bantuan Haris. Singkat cerita, tiba dipuncak, mereka pun berucap "syukur kepada tuhan atas alam yang telah iya ciptakan", dan mereka semua berharap agar persahabatan yang terjalin dari dulu tetap bertahan sampai ajal menjemput. setelah merasa puas dengan mencicipi keindahan alam, mereka pun bergegas turun ke tenda, dan bergegas pulang kerumah masing-masing. Beberapa tahun kemudian mereka semua telah sukses dan masih tetap bersahabat bagaikan "SAUDARA KANDUNG"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H