Selasa (05/08/2019), jam menunjukkan pukul 07.05 WITA ketika seekor ayam jantan berkokok dengan gagahnya. Di sebuah halaman bangunan sekolah kecil dekat kaki Gunung Rinjani, sebanyak 22 anak yang terbagi kedalam grup perempuan dan laki-laki sedang menunggu. Mereka adalah anak-anak laskar Pelangi dari SD Filial Dsn. Semokan Ruak, Kec. Bayan, Kab. Lombok Utara, NTB.Â
Wajah mereka dipenuhi rasa ingin tahu yang besar pagi itu. Beberapa dari mereka saling menyikut tangan, beberapa lagi bertanya, kira-kira begini pertanyaannya "Kapan kakak-kakak itu keluar untuk memberi kejutan yang sudah dijanjikan sore hari kemarin?".Â
Kakak-kakak yang dimaksud merupakan relawan dari komunitas Kita Untuk Indonesia (@kitauntukina) yang baru tiba ke dusun Semokan 2 hari lalu. Mereka telah berjanji untuk membuatkan anak-anak SD Filial ini seperangkat kostum istimewa yang akan digunakan untuk lomba gerak jalan. Ya, gerak jalan! Sebuah acara yang hanya diadakan setahun sekali di kantor Kec. Bayan, sebagai salah satu acara dalam rangka merayakan hari ulang tahun negeri tercinta, Indonesia.
Kakak-kakak yang ditunggu akhirnya muncul dari dalam ruangan. Mereka tersenyum dengan tangan mereka membawa kejutan di belakang punggung. Sejurus kemudian, kakak-kakak tadi mengeluarkan rangkaian anyaman tali dan daun kering yang telah diubah menjadi sebuah hiasan. Hiasan inilah yang akan digunakan sebagai pelengkap seragam untuk para laskar kecil Filial berlaga di kecamatan nanti.
 Dengan cekatan, seragam putih merah yang mulai menguning putih dan luntur merahnya itu berubah menjadi seragam yang lebih gagah layaknya pasukan siap perang suku Dayak. Tak berselang lama setelah semua seragam itu dipasangkan, tampak gigi-gigi putih yang terlihat dibalik senyum anak-anak dan para kakak relawan. Dalam benak, terpintas kata "Saatnya beraksi!".Â
Dua kelompok pasukan Dayak tersebut kemudian kembali berbaris rapi. Untuk menuju lokasi lomba di kecamatan, mereka harus berjalan menuruni jalan setapak berdebu khas pegunungan selama kurang lebih setengah jam, dilanjutkan kemudian dengan menaiki mobil bak terbuka selama kurang lebih 45 menit.Â
Maklum saja, dusun Semokan Ruak tempat mereka tinggal ini memang belum memiliki akses jalan yang cukup untuk dilalui mobil, sehingga apabila warga ingin turun ke bawah untuk pergi ke pasar atau ada keperluan di kecamatan, akses mereka hanyalah motor yang sudah dimodifikasi khusus atau jalan kaki.
Bergegas, mobil bak kecil tersebut langsung tancap gas berjalan dari jalanan tanah berbatu hingga ke jalanan aspal berlubang. Diatasnya tampak gerombolan 22 laskar cilik didampingi 5 kakak relawan, dibelakangnya tampak dua orang guru honorer SD Filial mengendarai motor menjaga sambil mengiringi dari belakang.Â
Di bak itu, anak-anak terlihat riang gembira, banyak dari mereka yang baru pertama kali naik mobil. Sebagian besar anak laki-laki yang begitu bersemangat terus-menerus menyanyikan lagu kebangsaan di sepanjang perjalanan, sedangkan anak perempuan lebih banyak diam menikmati jalan sambil sesekali bersenandung jika ada irama yang pas untuk mereka nyanyikan. Sebuah pengalaman baru yang luar biasa.
Tak lama berselang, dari kejauhan terlihat kerumunan anak-anak dari berbagai macam sekolah se-Kabupaten yang juga turut serta dalam lomba gerak jalan. Pakaian mereka terlihat lebih berseragam dan rapi, kebanyakan memakai seragam baju olahraga sekolah, selebihnya ada yang memakai baju ala Paskibraka, setelan Pramuka lengkap, atau baju-baju baru yang sengaja dipersiapkan sekolahnya untuk lomba gerak jalan ini.Â