Peringatan hari Guru tahun ini di peringati di seluruh penjuru negeri ini,tidak terkecuali di sekolah sekolah juga dilaksanakan upacara untuk memperingati hari Guru tersebut.
Demikian juga Sekolah Dasar Negeri dimana anak perempuanku,menimbah ilmu dari sang Guru pahlawan tanpa tanda jasa.
Untuk kepentingan memperingati Hari Guru tersebut anak saya dan teman temannya yang duduk di kelas dua dan beberapa kelas lainnya yang waktu belajar siang hingga sore di minta oleh Gurunya untuk datang kesekolah besok pagi sekitar pukul 7.30 wib untuk mengikuti upacara peringatan Hari Guru yang dilakasanakan di sekolah tersebut.
Sang Guru sambil menginformasikan hal tersebut juga menyempatkan diri untuk mengatakan kepada siswanya "besok bawa bunga ya…" untuk hari guru.
Sepulang dari sekolah anakku dengan bersemangat (setengah menjerit) berkata kepadaku “Ayah…besok kakak disuruh bawa bunga oleh Bu Guru” kemudian anakku dengan penuh daya kreatif dan imaginasi mengambil gunting dan berlari ke halaman untuk memotong beberapa bunga yang di tanam di halaman,kemudian merangkai bunga bunga tersebut untuk di bawa kesekolah esok harinya dengan mimik wajah yang penuh semangat.Aku hanya diam dan bangga memperhatikan anakku ternyata memiliki daya kreatif yang luar biasa…
Esok harinya anak perempuanku meminta kepada ku untuk mengantar dia kesekolah “Yah….,kakak Ayah antar sekolah ya….” dan aku menuruti permintaanya.
Sesampai di sekolah anakku terpana melihat teman sekelasnya dan kakak kakak kelasnya yang membawa berbagai macam bunga yang besar besar terbuat dari plastik yang banyak di jual di pasar dan berbagai macam kado untuk Guru mulai dari yang bungkusannya kecil hingga kotak kotak besar yang berisikan kue bolu yang dibawa para Ibu orang tua siswa.
Dan dengan suara lirih dan tanpa semangat anakku berkata “Yah……bunga kakak kecil kali…“,mendengar ini ucapan tersebut, ku coba bangun kembali semangatnya dengan mengatakan “bunga kakak,walau kecil tapi cantik dan bunganya asli ngak seperti yang besar itu bunganya dari plastik…,lagian kakak sendiri yang motong dan rangkai bunganya…,Ibu Guru pasti suka sama bunga kakak”.
Setelah kuantar anakku di gerbang sekolah dan aku menunggu anakku di tepi jalan depan sekolah.Tak lama berselang di halaman sekolah kulihat kesibukan para Bapak dan Ibu Guru mengatur barisan anak anak untuk mengikuti upacara peringatan hari Guru.
Tiba tiba perhatianku tertuju kepada beberapa orang siswa yang sebaya anakku berada di luar halaman sekolah,dipinggir jalan depan sekolah.
Kulihat seorang siswa laki laki menangis di antara kumpulan anak tersebut,kuhampiri kumpulan tersebut dan bertanya : 'kenapa ngak masuk (ke halaman sekolah untuk ikut upacara),kenapa menangis…kutanya kepada anak yang berusia kira kira 7 - 8 thn yang sedang menangis,anak tersebut hanya diam berusaha menahan tangis,akhirnya seorang anak perempuan berkata :“om…,aku ngak bawa kado untuk Guru”, tiba tiba tangis anak yang seumuran anakku tersebut semakin keras dan secara mendadak berlari menuju seorang ibu penjual roti bakar diatas sepeda…..dan langsung memeluk Ibu tersebut dan menagis tersedu sedu……kuhampiri anak tersebut yang masih memeluk Ibu penjual roti bakar tersebut dan mencoba bertanya kepada sang anak kenapa menangis,pertanyaanku tersebut dijawab Ibu penjual roti bakar tersebut : “biasa pak….anak saya ngak bawa kado untuk gurunya“, oh gitu Bu kan gak apa apa gak bawa kado, kataku,kemudian sang Ibu menjawab dengan wajah menahan air mata “namanya anak anak..pak,memang gak ada di wajibkan bawa kado untuk Hari Guru”.