Penggabungan pemikiran (otak kiri) dan perasaan (otak kanan) akan menciptakan keseimbangan, penilaian dan kebijaksanaan yang lebih baik. Dalam jangka panjang, kecerdasan emosional akan merupakan penentu keberhasilan dalam berkomunkasi, relasi dan dalam kepemimpinan dibandingkan dengan kecerdasan intelektual (nalar).
Seseorang yang memiliki IQ tinggi tetapi memiliki kecerdasan emosionalnya (EQ) rendah, dia tidak tahu bagaimana membangun hubungan dengan orang lain. Orang itu mungkin akan menutupi kekurangannya itu dengan bersandar pada kemampuan intelektualnya dan akan mengandalkan posisi formalnya.
4. Kecerdasan Spriritual (Spiritual Quotient – SQ)
Sebagaimana EQ, maka SQ juga merupakan arus utama dalam kajian dan diskusi folosofis dan psikologis. Kecerdasan spiritual merupakan pusat dan paling mendasar di antara kecerdasan lainnya, karena dia menjadi sumber bimbingan atau pengarahan bagi tiga kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan kita akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas.
Kecerdasan Spiritual juga membantu kita untuk mencerna dan memahami prinsip-prinsip sejati yang merupakan bagian dari nurani kita, yang dapat dilambangkan sebagai kompas. Kompas merupakan gambaran fisik yang bagus sekali bagi prinsip, karena dia selalu menunjuk ke arah utara.
Dari keempat dasar kecerdasaan manusia secara umum inilah kita bisa membuat "Trilogi Kesuksesa" saat menjadi mahasiswa yang sebenarnya amat di butuhkan dalam menjalani rutinitas mencari jati diri dan jalan hidup yang ingin di capai.
- Berhentilah banyak bicara, gantikan dengan perbuatan nyata : dari apa yang telah kita miliki sebagai manusia yang di ciptakan begitu sempurna oleh Tuhan  terlebih menyandang status Mahasiswa "TERNYATA" kita di persiapkan untuk melakukan sebuah tindakan yang nyata berdasarkan pemikiran dan di ilhami dari sebuah perasaan yang terdapat dalam proses menjadi manusia dan menyandang status mahasiswa, bukan hanya pintar berbicara dan beretorika saja. Terjunlah langsung kelapangan sebagai bahan uji coba penerapan ilmu yang kita dapatkan dari  berbagai sumber ilmu.
- Berhentilah berpikir banyak pilihan, gantikan dengan 2 pilihan yang nyata : kebiasaan mahasiswa yang memiliki pemikiran bahwa pilihan itu banyak, waktu itu masih lama, masih ada kesempatan kedua, dan terbiasa bersantai ria namun semuanya tidak di imbangi dengan kemampuan memanage secara personality dan pengembangan spiritual yang secara konsisten. Pada akhirnya mahasiswa seperti ini terjerat dengan penghimpitan ilmu yang mentah dan mudah terbantahkan oleh orang lain,bahkan bisa jadi oleh orang awam sekalipun. Padahal " TERNYATA" pilihan itu hanya ada 2 yang telah Tuhan ajarkan selama kita dalam proses menjejaki kehidupan, hanya ada kiri atau kanan,depan atau belakang,laki-laki atau perempuan,surga atau neraka,sukses atau gagal,hidup atau mati, dan banyak yang lain lagi.
- Berhentilah merasa puas dan egois, gantikan dengan haus akan ilmu dan berbagilah : banyak mahasiswa yang telah merasa puas dengan gelar yang mereka raih,entah karena sudah penat dengan proses pembelajaran atau karena tidak adanya materi untuk meneruskan ke jenjang yang lebih jauh lagi. pada akhirnya karena gelar itu lah terkadang mahasiswa telah merasa mampu menyerap semua ilmu yang dibutuhkannya atau sekedar percaya diri bisa bersaing dalam kompetensi persaingan pekerjaan. Padahal "TERNYATA" jika kita lebih bisa bersabar dan mau merendahkan hati untuk dapat belajar dari siapa pun bahkan orang awam atau kaum marginal sekali pun kita akan mendapatkan ilmu yang jauh lebih banyak. Kita juga lebih menghargai ilmu itu buat diri kita dan orang lain dengan cara berbagi ilmu itu sendiri dalam penerapannya secara spesifik, sebab "orang-orang yang terbaik adalah orang-orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain".
Kuncinya dari berbagai hal dalam menjalankan kehidupan dalam meraih sebuah kesuksesan adalah artikan dan wujudkan kesuksesan itu secara "SEDERHANA",tidak terlalu berlebihan,tidak melebihi kapasitas diri dan cobalah untuk selalu bersyukr dengan apa pun yang kita alami selama hidup.
Bukankah hidup itu cuma satu kali,waktunya singkat dan kesempatannya sedikit. Jadi, persepsikan hidup anda sesuai kemampuan anda, sedangkan semua hal yang berasal dari  ucapan orang lain jadikan sebagai motivasi dan pencerminan diri agar kita tidak lupa diri darimana kita berasal dan sejauh apa kita berkembang.
Selamat mencoba dan saling berkompetisi dalam meraih kesuksesan yang hakiki, sukses dunia dan akhirat.
*Tulisan ini adalah pengembangan dari "Trilogi sukses mahasiswa, cara cepat.cerdas, dan cermat" yang di tulis oleh seorang Tutor di klinik menulis Universitas Azzahra, (Muhammad Yunus).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H