[caption id="" align="aligncenter" width="275" caption="Serah Terima Jabatan Mendag dan Wamendag (foto: website kemendag)"][/caption]
Kamis (20/10) saya mengklik website kemendag,wajah-wajah baru dan lama menghiasi beranda website pada acara serah terima jabatan mendag dan wamendag yang baru dan yang lama pada rabu (19/10).
Ditengah hiruk pikuk “masalah perdagangan”, saya bayangkan pekerjaan pak mendag gita irawan wirjawan, dan wamendag bayu krisnamurthi berjibun,terlebih lagi trade expo indonesia (tei) sedang berlangsung.Dari jauh saya mengucapkan selamat untuk pelantikan kedua boss baru di kemendag dan ingin laporkan satu hal yang sudah dimulai pada era ibu mari elka pangestu, namun belum sempat tuntas. PR atau pekerjaan rumah itu (kalau bisa disebut PR) adalahperjanjian perdaganganbebasataufree trade agreement indonesia-chile.
Januari2009, sebelum bertugas di santiago, chile,saya saran kepada boss untuk mengadakan pertemuan dengan eksportir Indonesia di kantor kemendag, khususnya yang telah eksis ekspor di pasar chile dan atau dengan eksportir yang mencari peluang pasar di chile. Tujuan pertemuan untuk mencari masukan tentang dunia usaha yang berminat masuk ke pasar chile danmengetahui kendala mereka dalam memasok produk di pasar Chile.
Pertemuan dimaksud terlaksana pada januari 2009, eksportir yang hadir pada pertemuan dari bina makmur sejahtera,melphia prima jaya, setia jaya, laksana jaya,wakil dariasosiasikaos kaki, kedaung group, panggung elektrik, olympic group, sipra furniture, embee plumbon textile, sorini agro asia corporindo dan sorinitowa berliancorporindo. Kebanyakan yang hadir adalahperusahaan yang belum ekspor dan ingin mencari peluang pasar di chile. Diantara produk mereka adalah furniture, makanan, boneka, kaos kaki, produk rumah tangga,elektronik dan kimia. Saya sangat apresiasi terhadap kehadiran para wakil perusahaan tersebut, bahkan pemilik perusahaan ada yang hadir dari luar jakarta, seperti dari yogyakarta dan bandung, semangat luar biasa dari para pemberi devisa untuk indonesia.
Banyak masukan berarti yang diterima dan sekaligus menjadi PR buat kami yang akan berangkat tugas. Salah satu hal yang masih saya ingat pada pertemuan tersebut adalah omongan dari wakil pt sorini agro asia corporindo yang hadir pada pertemuan yang kurang lebih mengucapkan begini : “produk indonesia sulit bersaing di pasar chile karena tidak ada free trade aggreement,pemerintah harus lebih berperan dengan menciptakan FTA untuk mendorong peningkatan ekspor di chile”. Secara saya yang waktu itu berkecimpung dipekerjaan yang berbau promosi, penguasaan tentang kebijakan perdagangan atau FTA "rada gelap “ . Saya menyimak dalam omonganbapak dari pt sorini yang sudah mengekspor produk kimia ke chile dan grasak-grusuk mencari informasi lebih banyak lagi tentang pasar chile dan free trade agreement yang disebut-sebut wakil dari pt sorini. Saya buka statistik perdagangankedua negara,yup, perdagangan indonesia dengan chile defisit untuk indonesia, apakah ini disebabkan karena belum ada kesepakatan FTA Indonesia- Chile ?
Oktober 2011 Dua tahun sudah omongan bapak dari pt sorini, masih nyantol dalam pikiran saya. Studi FTA Indonesia-chile sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2008, dan direncanakanselesai pada tahun 2010. Namunsampai saat ini belum rampung. Sementara negaras pesaing indonesia di pasar chile makin unjuk gigi dan eksis di pasar chile. Bukan hanya FTA yang dilakukanoleh negara pesaing di chile, namunpromosi habis-habisan mereka lakukan di chile. Ya, secara periodik setiap tahun pesaingindonesiaseperti china, thailand, malaysia, taiwan, indiamembawa misi dagang dan mengatakan pertemuan bisnis yang umumnya dipimpin oleh menteri negara bersangkutan. Pertemuan bisnis dalam skala yang terbilang besar sebagai upaya promosi produk mereka bisa dikenal dan eksis di chile, hal yang belum dilakukan indonesia. Maha pentingkah FTAIndonesia – Chile ? Yang pasti salah satu dampak positif FTA kedua negara adalah produk indonesia yang masuk ke pasar chile tidak dikenakan biaya masuk 6 %, alias sudah nol persen, hal ini akan menekan harga produk indonesia jadi bisa lebih bersaing dengan kompetitor lainnya. Kekhawatiran akan adanya kejadian yang mungkin bisa saja terbalik apabila FTA diterapkan(khawatir yang banyak masuk justru ekspor dari chile ke indonesia, bukan ekspor indonesia yang meningkat) memang sangat beralasan. Namun tidak berlebihan bila disadari bahwadengan pendudukberjumlah sekitar 17 juta, chile adalah negara yang tergantung pada impor, khususnya produk elektronik, pakaian jadi, mesin industri, kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga dan telekomunikasi. Data statistik bulan agustus 2011 mencatat kenaikan impor chile dibanding bulan yang sama tahun 2010bernilai US$ 1,4 milyar (29 %) sedikit berada diatas nilai ekspor chile pada periode yang sama yang bernilai US$ 1,3 milyar (24%). Diatas itu, chile merupakan pintu masuk ke wilayah negaras amerika selatan (argentina, peru, bolivia, paraguay, uruguay) yang seluruh penduduknya berjumlah sekitar 91 juta orang. Disebut sebagai pintu masuk, karena dengan infrastruktur yang mapan chile memiliki zona franca iquique (di indonesia seperti batam) tempat terjadinya transaksi perdagangan secara langsungdiantara negaras amerika selatan.
Tanpa FTA produk indonesia tidak bisa bersaing ? Tidak juga sih,adalah fakta bahwa beberapa produk indonesia bisa eksis di pasar chile walaupun masuk kena biaya 6%.Sebut saja produk karet, benang, handicraft, minyak nabati. Untuk produk karet saat ini satu importir secara berkala mengimpor produk karet, sedangkan untuk handicraft, di santiago ada satu importir yang memberi nama dua toko besar handicraftnya bernama matahari, (kalo yang tidak pakai nama indonesia ada, termasuk di zona franca iquique). Pemilik toko matahari yang asli orang chilesecara khusus menulis ditokonya bahwa handicraft tersebut didatangkan dari indonesia.Ini jelas satu bukti bahwa tanpa FTA ada produk indonesia yang bisa eksis. Nah, logika hitung-hitunganadalah kalau kena pajak 6 % saja produk kita bisa eksis dipasar chile, bukankah kalau ada FTA akan lebih bisa bersaing dan lebih hebat lagi ?
FTA jelas penting kalau tidak bisa disebut maha penting, namun bukan satu-satunya alasan yang bisa membuat produk Indonesia lebih dikenal oleh konsumen Chile. Promosi yang pro aktifseperti mengikuti pameran perdagangan internasional, mengadakan pertemuan bisnis,membuat tulisan market intelligence, market brief, katalog produk, mini display produk dan memperluas networking dengan importir setempat, public relation, pengetahuan tentang suatuproduk, membangun website adalah diantara wacana yang wajib dikedepankan agar produk indonesia lebih dikenal lagi dan menjadi pekerjaan wajib kantor promosi indonesia (indonesian trade promotion centre) di seluruh dunia .
Ada importir produk makanan di santiago yang mengatakankepada saya begini : respon yang lama dari eksportir indonesia serta maunya order dalam skala besar membuat saya enggan impor dari indonesia dan beralih impor dari thailand, karena respon thailand lebih cepat dan menerima order dalam jumlah besar maupun kecil.Mungkin ini dua hal yang berbeda, merespon order dan pembentukan FTA, namun menurut saya filosofinya sama, yaitu lambat merespon membuat kita tidak dilirik. Akh.. saya jadi sok tahu, padahal pak mendag dan pak wamendag tentu lebih paham lagi karena pak presiden mempercayakan kemendag saat ini ditangan pak gita dan pak bayu.
Selamat datang di kemendag pak mendag dan wamendag. Kehadiran pak gita dan pak bayu mengingatkan saya kepada harapan wakil dari pt sorini yang hadir pada pertemuan dua tahun yang lalu di kemendag, yang saya pikir masih berharap produk kimia mereka yang diekspor ke chile tanpa biaya masuk karena adanya FTA, sehingga lebih bisa bersaing lagi menggempur negara pesaing indonesia dan siapa tahu bisa membuat neraca perdagangan indonesia positif .
Dengan tujuan mulia menjaga amanah rakyat dan membuat indonesia lebih baik lagi, seluruh jajaran masyarakat perdagangan yang cinta indonesia tentu berada dibelakang bapaks berdua (semoga).
sumber : itpc santiago
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H