Mohon tunggu...
Zakiah Hanim
Zakiah Hanim Mohon Tunggu... melangkah menujuMu -

bukan siapa siapa

Selanjutnya

Tutup

Money

Promosi Produk Ekspor Indonesia di Chile, Kalah Bersaing !

17 April 2011   21:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:42 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

 

 

 

Dalam persaingan dagang yang tajam di era global,   negara sekecil apapun menjadi incaran tempat mengais devisa. Bila indonesia menganggap amerika, jepang dan negara eropa sebagai pasar tradisional yang mungkin sudah jenuh, ada pasar non tradisional yang sudah lama  di incar, dialah si imut chile.  Bukan cuma indonesia yang mengincar chile. Sesama asean saja sudah lebih dulu eksis di pasar chile, bahkan  dengan promosi yang terbilang "habis-habisan". 

 

Jumlah penduduk chile “hanya” sekitar 17 juta.  GDP percapita US$ 11.828,  ekonominya tumbuh 5,2 %, ngedrop akibat tsumani 2010, angka pengangguran diperkirakan 7 s.d. 8%. Chile sangat tergantung kepada ekspor.  Pada 10 bulan pertama tahun 2010 ekspor chile ke dunia mencapai US$ 53,9 milyar, dan nilai impor US$ 52,87 milyar, yang membuat neraca perdagangan negara ini surplus US$ 14,56 milyar.

Nilai pesos chile (CLP) terus menguat terhadap dólar AS, april 2011,  US$ 1 = CLP 467.  Menguatnya pesos  karena membanjirnya dólar AS ke chile sebagai akibat pendapatan pemerintah chile dari ekspor tembaga yang  terus meningkat.  Di samping  aktif pada organisasi kerjasama ekonomi dan perdagangan regional mupun internacional,   chile adalah anggota G15, G77, APEC, WTO dan OECD.  Masuk anggota OECD (OrganisasiuntukKerjasama dan pengembangan ekonomi) yang notabene disebut kumpulan negara maju. Konon disebut-sebut  untuk menjadi anggota club ini harus membayar uang 3 juta euro pertahun ditambah dengan 2 juta euro untuk biaya perjalanan dinas pejabats chile dalam mengikuti kegiatan OECD, atau secara keseluruhan  sekitar 7 sampai 8 juta euro setahun.

 

Mengais Devisa di Pasar Chile

Chile  banyak dilirik oleh negara asia maupun negara maju  untuk mengais dólar.   Promosi atau gebrakan yang dilakukanpun tidak tanggung-tanggung. Tulisan ini hanya melihat sekilas promosi yang dilakukan negara pesaing kita yang bermain di pasar chile.

China misalnya, negara paling “super gila” dalam ekspansi produknya ini, hampir seluruh produknya masuk di pasar chile. Pasar patronato   di Santiago dominan menjual produk china,  pasar ini nyaris seperti  “china town” nya Santiago.

Apa yang dilakukan pemerintah china di chile, terbilang bukan “ecek-ecek”. Hubungan diplomatik kedua negara sudah  terjalin selama 40 tahun. Himpunan industri chile  (sofofa) dan kedutaan besar china di Santiago  pada desember 2010 menggelar seminar bilateral business  china – chile. Pada acara ini china dipimpin oleh direktur perusahaan minmetals, membawa misi dagang berjumlah 40 pengusaha dari sector industri, pertambangan, pertanian dan keuangan. Dari pihak chile hadir menteri ekonomi dan menkeunya dan para pengusaha chile. Dalam pertemuan itu diadakan pertemuan bisnis  kedua negara.

Lain china, lain pula yang dilakukan taiwan, untuk mengais dólar di chile,   hampir setiap tahun negara ini membawa misi dagangnya yang digelar di hotel terbilang mewah. Misi ini  membawa 60 perusahaan dalam berbagai jenis produk,  mulai dari aksesori mobil sampai stationaries. Untuk kegiatan ini diperkirakan sekitar 300 pengusaha chile terlibat hadir. Tidak heran hal ini membuat  dolar dari chile mengalir ke taiwan sangat signifikan. Tercatat pada tahun 2009 dólar yang diperoleh taiwan sejumlah US$ 154,8  juta  meningkat bila dibandingkan tahun 2010 menjadi US$ 2.310 juta.

Taiwan bahkan tidak tanggung-tanggung, atau seperti tak ingin kalah dengan gencarnya china di pasar chile, taiwan  memberikan iming-iming insentif  kepada importir  chile yang mengunjungi pameran di taiwan, yaitu  mulai dari uang saku  sebesar US$ 2.000  untuk kelompok pengusaha chile tertentu sampai dengan memberikan tiket pp dan akomodasi di hotel taiwan.

Untuk maksud yang sama,  malaysia  pada tahun 2010  membawa misi dagang 20 pengusaha malaysia ke chile.  Sedangkan thailand saat ini sedang gencar bernegosiasi dengan chile dalam hal free trade area aggrement (FTA). Thailand merupakan salah satu negara  asia terbesar  yang mengekspor ke chile. Sebuah sumber mengatakan pada awal promosi thailand di chile, negara ini juga memberikan tiket kepada  importir chile yang berkunjung pada pada pameran yang di gelar di thailand. India bisa disebut negara  “pinter”  karena FTAnya dengan chile bersifat parsial.  Dalam hal promosi, india pernah menggelar solo exhibition sangat besar. FTA malaysia dengan chile hanya “menghitung hari”, yaitu menunggu ketok palu dari masing-masing kongresnya.  Brunei, singapura, new zealand, australia, jepang, india dan negara besar lain FTAnya  sudah jalan dengan Chile.

 

Bagaimana  Promosi  Dagang Indonesia di Chile ?

Yang pasti untuk masuk ke pasar chile produk indonesia sudah kalah dari  sisi biaya masuk ke pasar  chile  sebesar 6%. Mengapa ? karena free trade area (FTA) agreement belum jalan. FTA indonesia dengan chile masih penjajakan. Yang kelihatan sih chile rada-rada “nguber” agar FTA cepat selesai. Bisa jadi karena chile menganggap indonesia adalah pasar yang besar dan sangat potensial  di asia, sementara indonesia nampak  masih “berhati-hati” mengambil sikap.  

Lepas dari sikap hati-hati yang memang harus dilakukan, kegiatan promosi  untuk mengais devisa di pasar chile yang pasti perlu terus dilakukan  seperti halnya promosi habis-habisan  yang dilakukan negara pesaing kita.  

Untuk urusan promosi, indonesia belum melakukan seperti yang dilakukan malaysia, taiwan, china dan lains. Promosi memang bukan hal yang “murah”.  Dalam satu produk  yang punya brand, misalnya coca cola, sering disebut, biaya promosi coca cola lebih mahal ketimbang harga minumannya itu sendiri. Jelas bukan hanya sisi swasta yang kudu  “galak” dalam promosi,  tetapi sisi  pemerintah juga  harus lebih "galak" lagi.  lihatlah bagaimana pemerintah china, malaysia, thailand, india  berupaya mempromosikan kehebatan dunia usahanya.  

Dengan ”amunisi” untuk promosi yang relatif seadanya di pasar chile, indonesia terkesan “tertatih-tatih” bila dibandingkan dengan negara pesaing lainnya. Promosi yang dilakukan masih sebatas mengikuti pameran dagang, memperluas networking  dengan importir setempat, penyebaran informasi kepada dunia usaha dan  pelayanan permintaan hubungan dagang.

Promosi yang dilakukan berupa misi dagang, memberikan insentif  berupa tiket pp bagi importir besar yang datang ke indonesia seperti yang dilakukan negara kompetitor kita belum  dilakukan. (walaupun wacana itu sudah ada). Betapapun, tetap ada  pebisnis yang bukan jago kandang mencoba  mencari peluang pasar di chile.  Apresiasi yang tinggi untuk pengusaha yang melakukan misi  dagang secara individual, yang dibantu hanya sebatas fasilitasi mempertemukan dengan importir setempat. Tentu itupun bukan tanpa hasil. Sebut saja diantaranya  adalah  telah masuknya  produk karpet terbuat dari karet sudah secara rutin yang  di order oleh importir lokal, benang, handicraft, dan beberapa produk  lagi yang masih dalam penjajakan.

Terakhir, saya  sunggguh mengkritisi diri sendiri dan menutup tulisan ini dengan  pertanyaan : “apakah kita tidak mampu melakukan promosi produk indonesia  di chile yang lebih baik, ataukah  kemauan kita yang memang cuma seujung kuku ?”   (saya tak ingin bertanya kepada rumput yang bergoyang, karena rumput itu sudah layu, mungkin juga dimakan ulat bulu…!!)

  Sumber : indonesia trade promotion center santiago Foto promosi produk lucu  dari  google - blog my creator

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun