Mohon tunggu...
Reza Irfandi 28
Reza Irfandi 28 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anak Melankolis yang diam-diam suka Sanguinis.

GOD'S NOT DEAD

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cukup

17 November 2024   07:00 Diperbarui: 17 November 2024   08:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Melankolis yang diam-diam suka Sanguinis"

Huft. Banyak hal yang terwakilkan dari satu keluhan dalam benakku itu. Aku yang diam-diam untuk ingin bicara hasrat kepada orang banyak, namun terhentikan oleh si melankolis, namun aku juga  suka kesenangan si sanguinis untuk menebarkan hal baik kepada banyak orang. Eitsss ada pepatah yang mengatakan 'tak kenal maka tak sayang'.

 Aku Reza Irfandi, sudah tidak asing lagi bukan dengan nama itu? Hahaha, teman-teman sering memanggilku Reza, keluargaku memanggilku dengan Ipan.  Kenapa hal ini bisa berbeda? Aku pun tidak tau hal tersebut.

Aku lahir di sebuah provinsi di Indonesia yang begitu ramah dengan sopan santun dan ramah dalam bertata krama, yaitu di Sumatra Barat tepatnya di Kecamatan Pasaman Desa Panti. Hal inilah yang membuat aku, si Reza Irfandi atau  Reza senang sekali menebarkan kebaikan terhadap orang lain.

Aku berada ditengah-tengah keluarga yang begitu sangat sederhana dalam kehidupan dengan kata lain aku kurang mendapatkan kasih sayang dari papa---yang rasanya, tidak perlu dijelaskan lagi, bukan?

Dari SMA aku memulai harapan baru dengan menebar senyum dengan ikhlas terhadap teman-teman maupun guruku.                        Pada hari senin kuawali rasa syukur terhadap Tuhan, karena Dialah sumber semua-Nya. Tiba-tiba ada yang bertanya kepadaku, "Reza kenapa kamu berbuat baik sesama orang meskipun tidak dibalas dengan kebaikan"?, berbuat baik itu mulia kan? Tidak di pungut biaya bahkan tidak ditagih dalam bentuk material... ujarku waktu itu. Seketika seseorang itupun terdiam dan sambil memikirkannya dalam hati.

Waktu berlalu aku jalani dengan senyuman nan ramah tersebut, akan tetapi awal kelas 2 SMA dengan semester-semester baru dengan penuh semangat menjalani hidup, tiba-tiba aku disuguhkan dengan perilaku teman-temanku yang kurang baik untuk ditiru. Aku diperlakukan yang kurang baik itu dengan Bully'an, baik dengan perkataan verbal,tindakan fisik bahkan bullying mental, itu semua aku dapatkan pas duduk dibangku SMA. Entah kenapa aku di perlakukan begitu, aku ada salah? Aku ada berbuat semena-mena sehingga merugikan orang?, yah... aku belom tau penyebab itu tiba-tiba datang padaku..

Waktu berjalan.....

 Aku selalu dipenuhi dengan Bullying, mau belajar tidak fokus lagi, karena sudah terbawa larutan kata-kata tersebut, mau melakukan sesuatu juga tidak bebas, karena ada yang selalu mengawasihku dari jauh, hahahaha, aku tidak tau kenapa diawasi, atau aku orang yang berpengaruh dalam lingkungan tersebut? Hahahahaha, Cukup. Seakan-akan aku menghayang bak jadi Presiden.

Suatu saat aku ingin memberanikan diri untuk bercerita tertutup dengan guru selepas pulang. Dalam pikiranku nan kacau pada waktu itu, aku selalu terpikiran  dalam Bullying'an itu dan hal lain aku ragu ingin menceritakan semuanya terhadap guruku, arena dalam hal ini teman yang lumayan dekat terhadapku sudah mengetahui langkah yang kulakukan selanjutnya apa,. 

Damnnn!! benar saja, aku mendapatkan ancaman yang begitu serius  dalam hidup yaitu aku akan di keroyok bahkan diteror habis-habisan.,, wah sangat kacau gumamku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun