Pemikiran ultra-idealis pada diri masyarakat Indonesia harus dikaji ulang supaya tidak ada lagi kesalahpahaman, apalagi masa-masa yang sudah berkecimpung di dunia perpolitikan Indonesia ini tidak dimanfaatkan secara baik oleh warga negara, masih tetap idealis tanpa menyadari pragmatis bisa menjadi jawaban atas Pancasila yang keberadaannya melalang buana tujuh puluh dua tahun.
Percayalah pada Pragmatisme!
Yang masih sulit diterima dan dicerna adalah dalam kemasyarakatan Indonesia adalah konsep pragmatisme (konsep yang memperhatikan situasi dan kondisi, masyarakat, dalam berbagai aspek dan tujuan) dapat mempergagah terbangnya Sang Garuda di atas muka bumi pertiwi. Idealisme sebagai lawan dari pragmatisme menjadi satu-satunya konsep yang dapat membentuk bangsa dan negara yang ideal.Â
Justru idealnya sebuah negara merupakan kumpulan pemikiran dari yang namanya idealis dan pragmatis, melihat sesuai aturan dan tata cara, memperhatikan situasi dan kondisi, sebagai proses dalam penciptaan keputusan dan kekuasaan. Sebab, idealisme keterlaluan menyebabkan hal yang muluk-muluk, overdosis pragmatisme mengeluarkan hasil kekuasaan pada rakyat yang kebablasan sehingga makar bisa di mana-mana, apalagi menyatukan Pancasila yang "dirasa" tidak sejalan dengan konsep agama.
Keseimbangan idealisme dan pragmatisme harus terjadi jika Indonesia mau tidak tertinggal dan menyaingi negara-negara lain. Tak perlu terus berpakem pada Timur, atau berpawai dengan Barat. Kita beda, kita mampu, kita hebat. Indonesia Raya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H