Mohon tunggu...
REZA HUSNI FUADI
REZA HUSNI FUADI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang

Mahasiwa yang senang akan membagikan berbagai peristiwa sejarah yang kontroversial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Misteri Periode Bersiap (1945-1949) di Indonesia

4 Juli 2023   23:03 Diperbarui: 4 Juli 2023   23:17 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar dari Website VOI

Periode Bersiap telah berlangsung sekitar tahun 1945-1949 dimana hal tersebut terjadi perubahan-perubahan yang berakibat oleh adanya penyerangan oleh laskar-laskar rakyat terhadap para penjajahan baik pasukan Jepang maupun Belanda. Bahkan, sasarannya termasuk orang Tionghoa, Jawa, dan sebagainya. Sehingga berdampak pada pergolakan yang semakin masif di beberapa daerah di Indonesia. Masa Bersiap juga menyebabkan beberapa orang terbunuh tanpa adanya proses hukum yang berlaku. Di Bekasi khususnya terjadi pembantaian 90 pasukan Jepang yang dikepung di kereta oleh pasukan laskar rakyat dan dibunuh secara bruntal. 

Eronisnya mayat-mayat pasukan Jepang sebanyak 90 ini langsung dibuang ke Kali Bekasi (kali ini menjadi berwarna merah seketika saking banyaknya mayat-mayat yang bergelentangan). Kejadian ini berlangsung pada 19 Oktober 1945. Kejadian yang bikin miris lagi terjadi di Depok yakni dengan peristiwa Gedoran Depok pada 11 Oktober 1945 yang menyebabkan kerusuhan, pemerkosaan, pembunuhan, penjarahan yang hingga sekarang masih belum ada proses hukum bagi para korban.

Tahun 1945 sampai 1949 memang menjadi tahun sejarah yang paling monumental, panas, dan emosional di Indonesia maupun di Negeri Belanda sehingga hingga sekarang masih menjadi perdebatan yang cukup sengit bagi beberapa kalangan akademik maupaun politis. Perdebatan ini mencakup apa kejahatan yang dilakukan pada periode Bersiap apakah disebut sebagai kejahatan perang oleh tentara Belanda terhadap penduduk Indonesia atau gimana? 

Bahkan hal ini juga semakin kencang dangan dibawa dan diajukan ke HAM (Hak Asasi Manusia). Selain itu, pada disertasi Louis Zweers yang berjudul De Gecensureerde Oorlog yang masih dipertahankan akhir tahun 2013 berpendapat bahwa Pemerintah Belanda telah menutup-nutupi banyak hal, terkait kekerasan serta kejahatan perang yang telah dilakukan terhadap penduduk maupun pejuang Indonesia pada tahun 1945-1949. Namun, tak menutup kemungkinan juga terjadi aksi kekerasan yang telah dilakukan oleh para pejuang bahkan pemuda milisi ataupun tentara TNI kepada penduduk sipil Belanda pada periode Bersiap tersebut dan kepada teman mereka sesama militer.

Walaupun kita tahu bahwa konflik antara Belanda dan Indonesia ini disebut juga sebagai perang yang asimetris (asymmetric warfare) atau perang tidak seimbang jika dilihat dari sisi persenjataan yang digunakan oleh kedua belah pihak. Meskipun demikian, banyak hal yang belum terungkap pada periode Bersiap.

Daripada itu, disisi pejuang Indonesia terlalu ambisi dalam berbagai kelompok milisi dan organisasi yang memang tidak ranah mereka untuk itu. Bahkan para pejuang rakyat ini juga tak berinisiasi untuk berkonsultasi kepada tentara profesional Indonesia pada waktu itu. Alhasil dengan adanya berbagai kondisi tersebut dapat menghasilkan kekerasan yang begitu masif dan tidak kondusif. Bahkan juga menimbulkan kekerasan sesama kelompok masyarakat di Indonesia. Hal ini merembet pada kekerasan yang berbasis pada kebencian rasial dan etnosentrisme di beberapa daerah Indonesia. 

Bahkan dengan kekerasan yang terjadi di masa Periode Bersiap terus menimbulkan berbagai persoalan di hampir kepulauan Nusantara. Namun, dari pihak Belanda sendiri mencerminkan tak adanya kekuasaan yang efektif di wilayah kekuasaannya sehingga berakibat pada keengganan pihak belanda untuk mengakui pihaknya sebagai pelaku dalam masa Bersiap tersebut. hal ini juga dimungkinkan bertambah keras oleh adanya konflik-konflik lokal yang tak terhindarkan, sehingga Belanda pada persoalan ini hanya menjadi penjaga ketertiban masyarakat. Alhasil kekerasan yang terjadi selama periode Bersiap sangatlah mengerikan dengan lebih orang Eropa terbunuh sekitar 3.500 sampai 20.000.

Bahkan peranakan orang-orang Tionghoa juga berdampak pada kekacauan yang terjadi dengan dijarah, dibunuh, disiksa, dan diperkosa secara keji. Hal ini menimbulkan berbagai persoalan yang terus-menerus akan dibahas  oleh berbagai kalangan ahli sejarah bahwa dalam aksi militer yang terjadi pada masa Periode Bersiap  dipandang hanya sebagai cara pandang yang terbatas pada memahami sebuah persoalan proses sejarah yang memang terjadi jauh kebih besar.

Referensi : Serdadu Belanda di Indonesia 1945-1950: Kesaksian perang pada sisi sejarah yang salah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun