Pada saat pandemi corona datang ke indonesia. Pemerintah indonesia telah banyak mengeluarkanhimbauan kepada masyarakat. Di antaranya, Social distancing, lockdown, dan saat ini pemerintah memberlakukan PSBB.
Himbauan tersebut telah dikeluarkan pemerintah dan diberlakukan bagi masyarakat, perkantoran, pusat perbelanjaan, rumah ibadah ataupun dunia perkuliahan.
Saya seorang mahasiswa disebuah Universitas Negeri disalah satu kota besar di jawa barat. Pemberlakuan Lock down ini memang sangat berpengaruh pada kehidupan dunia perkuliahan. Terutama bagi mahasiswa yang mengikuti sebuah organisasi internal kampus maupun eksternal kampus.
Saya selaku seorang organisatoris yang menjabat di Badan Eksekutif Mahasiswa sangatlah sedih dan menyangkan ketika terjadinya pandemi ini di saat program-program kerja sudah mulai dilaksanakan yang akhirnya harus terhambat karena terjadinya pandemi ini.
Mau apalagi, kejadian ini terima oleh saya dan kawan-kawan yang menjabat sebagai ORMAWA di Universitas saya maupun lainnya. Program kerja yang sudah saya dan teman-teman BEM sudah disusun secara sistematis harus berantakan seperti saat ini.
Hingga saat ini belum menemukan solusi yang tepat untuk menangani segala macam program kerja pada saat pandemi Covid-19 ini. Dampak ini, bukan hanya saya dan Kawan-kawan di ORMAWA yang merasakan. Tapi, seluruh mahasiswa di indonesia bahkan di dunia ikut juga merasakan dampak dari pandemi Covid-19 ini.
Tidak hanya Berdampak pada program-program kerja, pandemi ini juga berdampak pada proses pembelajaran. Saat terjadinya pandemi Covid-19, proses pembelajaran di kampus harus di gantikan menjadi proses pembelajaran kuliah online atau daring.
Setelah diberlakukanya daring ini, saya menilai bahwasanya proses pembelajaran daring ini banyak mengundang permasalahan-permasalahan di kampus saya.
Pertama, kurangnya efektif proses pembelajaran melalui media online saat ini. Karena pada saat proses pembelajaran berlangsung dosen-dosen yang memberikan materi kurang begitu saya pahami. Karena, mereka para dosen kebanyakan hanya membacakan materinya saja dan kurang memberikan pehamaman atas apa materi yang dosen tersebut berikan dan kebanyakannya ngobrol-ngobrol tidak jelas.
Kedua, pada saat proses pembelajaran online saat ini. Pastinya menggunakan sebuah aplikasi bantuan agar proses daring ini tetap berjalan. Contoh aplikasi yang saya gunakan untuk daring yaitu, zoom dan google meeting. Agar daring tetap berjalan, kita harus mempunyai sebuah paket data dan jaringan yang bagus .Â
Permasalahannya, daring ini sangat membutuhkan paket data yang banyak. Saya selaku mahasiswa di tuntut agar terus mempunyai paket data agar bisa mengikuti daring tersebut. Berarti, jika kita di tuntut harus selalu mempunyai paket data. Pastinya kita harus membeli terus paket data tersebut.
Hal ini menjadi permasalahan, karena tidak semua mahasiswa mampu membeli paket data sacara terus menerus pada saat pandemi ini. Karena keterbatasan ekonomi ataupun lainya. Mungkin hal ini terasa biasa saja bagi sebagian mahasiswa yang hidupnya serba berkecukupan yang mampu membeli paket data dan dirumahnya pun mempunyai wifi.
Mungkin hanya itu, permasalahan atau keluh kesah saya pada saat proses pembelajaran online.
Melihat banyak mahasiswa di kampus saya yang berkeluh kesah pada saat daring ini. Seluruh ORMAWA di kampus saya melakukan audiensi bersama Rektor dan beberapa perwakilan dari civitas kampus untuk membahas terkait permasalahan pada saat daring ini, terutama dari ORMAWA kampus saya meminta kompensasi perihal paket data tersebut dan beberapa permintaan lainnya.
Syukur alhamdulillah, beberapa permintaan itu ditanggapi oleh pihak civitas. Akhirnya kami diberikan kompensasi paket data senilai Lima Puluh Ribu Rupiah. Lumayan segitu juga yang penting ada.
Nah, itu permasalahan dikampus saya sobat kompasianer. Bagaimana kalau di kampus kalian kompasianer?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H