Mohon tunggu...
reza febri
reza febri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa akuakultur di universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Humanity Still Exist

7 Desember 2024   21:28 Diperbarui: 8 Desember 2024   18:45 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan (2EP15294, n.d.)

Kemiskinan masih menjadi hal yang diusahakan pemerintah untuk dikurangi. Data BPS Indonesia pada maret 2023 jumlah penduduk miskin sebanyak 25,22 jjuta orang. Angka kemiskinan ini merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir. Secara spasial, tingkat kemiskinan juga terlihat menurun baik di perkotaan maupun di pedesaan. Tingkat kemiskinan di perkotaan turun daro 7,09 persen menjadi 7,29 persen, sementara itu persentase penduduk miskin di pedesaan menurun dari 12,22 persen menjadi sebesar 11,79 persen (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi - Angka Kemiskinan Dan Ketimpangan Indonesia Menurun, n.d.)

            Namun tetap saja angka kemiskinan di Indonesia masih tergolong tinggi, dapat kita lihat baik di pedesaan maupun perkotaan masih banyak orang miskin disana. Bisa kita lihat hampir disetiap lampu merah, banyak anak kecil yang bekerja memperjualkan tisu atau barang lainnya hanya untuk menyambung hidup, bahkan terkadang orang tua renta yang masih berjualan untuk menyambung hidup. Tak sedikit pula yang mengamen, memulung, dan mengemis.

            Masih banyak dari saudara kita yang hidup dibawah kolong jembatan tanpa rumah, atau membangun rumah ala kadarnya disamping gundukan sampah, pemukiman kumuh, dan tempat tak layak lainnya. Banyak anak kecil tak bersekolah, kesehatan tak terpikirkan, bahkan kebahagiaan masa kecil yang hilang.

Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu produktivitas rendah, pendidikan rendah, penghasilan rendah, lingkungan yang tidak sehat, pekerjaan tak memadai, dan banyak faktor lainnya.

Dari beberapa faktor diatas dapat menyebabkan dampak yang serius bagi masa depan, seperti contohnya kases pendidikan yang rendah menyebabkan masyarakat sulit untuk bisa mencari, mendapatkan, dan bersaing dalam pekerjaaan serta mendapatkan pendapatan. Kemudian lapangan pekerjaan yang sempit, dapat menyebabkan masyarakat susah dalam mendapat pekerjaan terutama bagi mereka yang tidak berksempatan mengeyam pendidikan.(Faktor Penyebab Kemiskinan Dan Permasalahan Sosial Masyarakat, n.d.)

Semua faktor yang telah disebutkan diatas saling berhubungan yang menyebabkan sebab akibat dan berujung pada lingkaran kemiskinan yang tak kunjung usai, pola itu akan kembali berputar dan dilanjutkan oleh generasi selanjutnya. Disitulah peran kemanusiaan seharusnya bekerja, baik dari lembaga atau organisasi kesejahteraan rakyat maupun lembaga pemerintah yang sudah seharusnya melihat dan menyelesaikan permasalahan ini. Lantas bagaimana cara mengatasinya?

Bagaimana cara mengatasi kemiskinan? Banyak cara untuk keluar dari kemiskinan, seperti memulai usaha kecil, bekerja lebih giat, mengeyma pendidikan, dan banyak cara yang lain. Namun bagi mereka usaha diatas sangat kecil kemungkinan nya dapat terealisasikan. Untungnya masih banyak orang baik yang dengan ikhlas membantu orang-orang miskin dan orang-orang yang memiliki kesusahan secara ekonomi, masih banyak organisasi atau lembaga kemanusiaan yang masih memiliki kepeduliaan, dari tangan tangan mereka banyak orang yang terbantu secara ekonomi maupun kebutuhan lainnya. Bisa kita lihat dari sosial media, baik itu tiktok, instagram, snack video, facebook, dan laman sosial media yang lainnya mereka memberi bantuan kepada orang jalanan, pengamen, anak kecil yang bekerja, lansia yang masih berjualan, dan orang lain yang masih berjuang untuk menyambung hidup dibawah garis kemiskinan, tidak hanya dari perseorangan atau lembaga saja, banyak dari lembaga pemerintahan juga yang berpartisipasi aktif dalam membantu rakyat yang berkekurangan secara ekonomi.

Dari mereka kita dapat belajar dan mencontoh tindakan mulia mereka, tak peduli untuk ketenaran individu semata atau hal lain, sebagai mahluk sosial kita harus mencontoh tindakan tersebut. Dimulai dari diri kita sendiri kemudian mengajak orang lain untuk berpartisipasi aktif juga, sehingga sedikit demi sedikit kemiskinan dapat terkurangi dan kesejahteraan orang lain dapat tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun