Mohon tunggu...
Reza Febriana
Reza Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menyulap Jakarta dengan APBD 34 Persen

29 November 2016   10:46 Diperbarui: 29 November 2016   13:58 2557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : detik.com

Tahukah kalian bahwa perubahan yang kalian rasakaan saat ini di Jakarta, baru mengunakan dana APBD sebesar 34 persen saja?. Dapat dibayangkan bagaimana jika dana yang diserap 100 persen? Tentunya Jakarta akan jauh lebih berkembang dari saat ini.

Pembangunan di Jakarta sejatinya bertujuan untuk meningkatkan daya saing wilayah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan antar wilayah, serta memajukan kehidupan masyarakat. Pembangunan yang seperti ini menjadi harapan semua wilayah untuk mencapai kesejahteraan.

Tak dapat dipungkiri pula jika maju tidaknya pembangunan sebuah wilayah bergantung pada kebijakan pemimpinnya.  Gaya tiap pemimpin dalam melakukan perubahan juga berbeda-beda. Ada pemimimpin yang memiliki gaya membangun cepat ada pula pemimpin yang membangun dengan tahapan-tahapan yang lumayan lama.

Salah satu pemimpin yang memiliki gaya unik dalam membangun wilayah adalah Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Kebijakan yang diterapkan Ahok dalam membangun Jakarta sering kali menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Tak sedikit yang menilai pembangunan yang dilakukannya terlalu mengada-ada, dan tak masuk di akal karena ketegasannya dalam membangun.

Akan tetapi, jika kita telaah lebih lanjut pembangunan yang dilakukannya hampir disegala sektor kehidupan ini memang benar-benar telah menyulap beberapa sudut wajah Ibu Kota. Tidak berlebihan tentunya jika masa kepemimpinannya disebut sebagai masa berbenah secara masal, tak hanya bagi pemerintah Provinsi tetapi juga wilayah Jakarta.

Sebut saja beberapa program yang dilaksanakan pada masa kepemimpinan Ahok yang bertujuan mengatasi kemacetan, misalnya Mass Rapid Transit (MRT),  Jalan layang khusus TransJakarta,  Light Rail Transit (LRT), hingga merevitalisasi bus TransJakarta dengan bus Scaniayang merupakan standar bus umum di Eropa.

Sementara program unggulan Ahok untuk mengubah wajah Jakarta menjadi lebih teratur dan nyaman ditinggali antara lain: normalisasi kali Ciliwung, relokasi warga bantaran kali ke rusunawa, normalisasi waduk Ria Rio, relokasi warga Kampung Pulo, mengubah wajah Kalijodo sebagai Taman, dan Strerilisasi kawasan Monas.

Untuk pembangunan di bidang peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM), Ahok memberlakukan program perekrutan Pekerja Penanganan Prasaranan dan Sarana Umum (PPSU), Pelatihan menanam tumbuhan hipotik bagi warga rusunawa yang menganggur, dan pemberdayaan Balai Latihan Kerja di tiap wilayah Jakarta.

Dan yang terakhir untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang smart, dan berbasis pada teknologi Ahok mengaktifkan program layanan pengaduan masyarakat secara real time, yaitu Qlue. Selain itu Ahok juga menerapkan sistem Tempat Parkir Elektronik (TPE).

Serta masih banyak lagi mega proyek pembangunan yang bertujuan menyulap wajah Jakarta yang dilakukan di berbagai sektor.

Sayangnya pembangunan yang telah dirintis Ahok saat ini menjadi sasaran empuk evaluasi bagi paslon Cagub-Cawagub yang berlaga di Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka saling mengklaim bahwa program tersebut tak terkontrol, karena tidak menggunakan dana APBD secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun