Mohon tunggu...
REZA DWI KURNIAWAN
REZA DWI KURNIAWAN Mohon Tunggu... Politisi - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa Falkutas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Politik Praktis: Mengorbankan Ideologi demi Suara atau Menciptakan Demokrasi yang Cacat?

31 Januari 2025   15:04 Diperbarui: 31 Januari 2025   15:04 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik di Indonesia semakin kehilangan substansi ketika ideologi hanya dijadikan alat kampanye, bukan prinsip yang dipegang teguh. Para politisi lebih sibuk mengejar suara dengan segala cara, termasuk mengorbankan nilai-nilai yang sebelumnya mereka perjuangkan. Fenomena ini membuat demokrasi kehilangan makna, berubah menjadi sekadar perebutan kekuasaan tanpa pijakan moral yang jelas.

Dalam sistem demokrasi ideal, partai politik dan para pemimpinnya seharusnya berpegang teguh pada ideologi yang menjadi dasar perjuangan mereka. Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa politik praktis telah menggiring para aktor politik untuk lebih mengutamakan kepentingan elektoral dibandingkan komitmen terhadap prinsip yang mereka gunakan. Koalisi yang berubah-ubah, perpindahan haluan politik, serta janji-janji kampanye yang tidak pernah terealisasi menjadi gambaran nyata bahwa politik tidak lagi tentang visi dan gagasan, melainkan tentang siapa yang memiliki strategi paling efektif untuk menang.

Akibatnya, demokrasi menjadi cacat. Pemilih tidak diberikan pilihan berdasarkan ideologi yang jelas, tetapi hanya mencerminkan citra dan popularitas yang dibangun secara instan. Politik uang semakin marak, janji-janji populis menjadi senjata utama, sementara kepemimpinan berbasis gagasan semakin terpinggirkan. Tidak heran jika pemerintahan yang terbentuk sering kali lemah dalam kebijakan, karena sejak awal yang diperjuangkan bukanlah kepentingan rakyat, melainkan kepentingan kelompok tertentu yang memiliki modal dan pengaruh besar.

Namun, apakah kondisi ini tidak bisa diubah? Demokrasi yang sehat seharusnya dibangun di atas fondasi ideologi yang kuat. Reformasi politik menjadi kebutuhan yang mendesak, dimulai dari memperkuat pendidikan politik bagi masyarakat, membangun sistem kaderisasi partai yang berintegritas, serta menjamin transparansi dalam setiap proses politik.

Indonesia kini berada di persimpangan jalan: membiarkan politik praktis terus menciptakan demokrasi yang cacat, atau berupaya mengembalikan politik ke jalurnya sebagai pertarungan gagasan yang berorientasi pada kepentingan rakyat. Keputusan ada di tangan kita semua, sebagai pemilih dan penjaga demokrasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun