Mohon tunggu...
REZA DWI KURNIAWAN
REZA DWI KURNIAWAN Mohon Tunggu... Politisi - Mahasiswa

Penulis dan pengamat Ekonomi dan Politik (EKPOL )

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kemana Arah Indonesia? Ideologi di Persimpangan Jalan

28 November 2024   19:24 Diperbarui: 28 November 2024   19:41 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Republika.com

Indonesia sebagai sebuah bangsa merdeka didasarkan pada sebuah ideologi luhur, yakni Pancasila. Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila menjadi dasar negara yang memadukan nilai-nilai kebangsaan, agama, dan budaya lokal. Namun, dalam perjalanan sejarah, ideologi ini menghadapi tantangan serius, baik dari dalam maupun luar negeri. Fenomena terkini menunjukkan bahwa Indonesia tampak bergerak menjauh dari prinsip-prinsip sosialisme yang terkandung dalam Pancasila, namun juga tidak sepenuhnya menganut kapitalisme. Hal ini memunculkan pertanyaan besar: ke mana arah ideologi Indonesia, dan apa yang kini menjadi dasar negara kita?

* Pergeseran Sosialisme dalam Pancasila

Sebagai negara yang berakar pada nilai-nilai kebersamaan, keadilan sosial menjadi salah satu pilar utama dalam Pancasila. Sayangnya, implementasi keadilan sosial di Indonesia sering kali tergerus oleh praktik oligarki dan ketimpangan ekonomi. Contoh nyata adalah ketidakmerataan pembangunan antara pusat dan daerah, serta penguasaan sumber daya oleh segelintir elit. Prinsip sosialisme yang seharusnya menempatkan kepentingan rakyat sebagai prioritas tampak kian memudar. Program-program seperti redistribusi tanah atau perlindungan terhadap buruh sering kali hanya menjadi janji politik tanpa realisasi signifikan.

* Kapitalisme yang Tak Sepenuhnya Kapitalis

Di sisi lain, meskipun kebijakan ekonomi Indonesia cenderung mendekati kapitalisme, negara ini belum sepenuhnya mengadopsi prinsip-prinsip pasar bebas yang murni. Pemerintah masih mempertahankan peran besar dalam sektor strategis seperti energi, pangan, dan transportasi. Namun, keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang monopolistik kerap menjadi alat politik daripada instrumen efisiensi ekonomi. Kapitalisme yang setengah hati ini memunculkan paradoks, di mana ekonomi tumbuh, tetapi distribusi manfaatnya sangat timpang.

*Krisis Identitas Ideologi

Indonesia kini berada dalam krisis identitas ideologi. Pada tataran praktis, kebijakan pemerintah tampak pragmatis tanpa berpijak pada ideologi yang jelas. Misalnya, dalam menangani persoalan ekonomi global, pemerintah kerap mengutamakan investasi asing tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kedaulatan rakyat. Di sisi lain, retorika Pancasila terus digaungkan sebagai identitas bangsa, meskipun implementasinya jauh dari semangat awal.

* Pancasila yang Tergerus oleh Praktik Politik

Ironisnya, Pancasila yang digadang-gadang sebagai "bintang penuntun" justru kerap menjadi alat legitimasi politik semata. Dalam banyak kasus, Pancasila digunakan sebagai simbol untuk meredam kritik atau mempertahankan status quo, bukan sebagai pedoman untuk menciptakan keadilan sosial dan kemanusiaan. Hal ini mengikis kepercayaan masyarakat terhadap Pancasila sebagai dasar negara.

*Munculnya Neo-Feodalisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun