Mohon tunggu...
rezabones
rezabones Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Main bola/kalem/nasigoreng

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kecerdasan Buatan (AI) Menjadi Sorotan di Indonesia: Peluang dan Tantangan bagi Industri dan Pendidikan

20 Januari 2025   12:16 Diperbarui: 20 Januari 2025   11:21 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jakarta, 20 Januari 2025 – Kecerdasan buatan (AI) terus menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Teknologi yang berkembang pesat ini membawa peluang besar untuk kemajuan di berbagai sektor, mulai dari industri, pendidikan, hingga kesehatan. Namun, perkembangan AI juga memunculkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi masyarakat, khususnya dalam hal regulasi dan kesiapan tenaga kerja.

Dalam acara Indonesia AI Summit 2025 yang digelar di Jakarta pada minggu lalu, para pakar teknologi, akademisi, dan pejabat pemerintah sepakat bahwa AI dapat menjadi katalisator penting bagi transformasi digital Indonesia. Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, dalam pidatonya menekankan pentingnya kesiapan kurikulum pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi kemajuan teknologi ini.

AI bukanlah sekadar alat, tetapi juga akan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan harus mengajarkan keterampilan baru yang relevan dengan dunia digital, seperti pemrograman dan pemahaman dasar AI,” ujar Nadiem.

Di sisi lain, sektor industri Indonesia mulai mengadopsi AI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Misalnya, dalam industri manufaktur, AI digunakan untuk otomatisasi produksi, sementara di sektor perbankan, AI mendukung sistem keamanan dan analisis data pelanggan.

Namun, perkembangan pesat AI juga menimbulkan kekhawatiran. Salah satu isu utama yang muncul adalah ancaman penggantian tenaga kerja manusia dengan mesin. Beberapa sektor, seperti layanan pelanggan dan pekerjaan rutin lainnya, berisiko besar digantikan oleh AI, yang dapat menyebabkan pengangguran massal.

Untuk itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Tenaga Kerja mengusulkan program pelatihan ulang atau reskilling bagi pekerja yang terdampak oleh otomatisasi, guna mempersiapkan mereka untuk menghadapi pekerjaan-pekerjaan baru yang diciptakan oleh teknologi.

Selain itu, masalah privasi dan etika dalam penggunaan AI juga menjadi topik yang tidak kalah penting. Penggunaan AI dalam analisis data pribadi atau pengambilan keputusan otomatis menuntut adanya regulasi yang jelas agar tidak menyalahi hak asasi manusia dan menjaga keadilan.

Di tengah pro dan kontra ini, perkembangan AI diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan kebutuhan digitalisasi yang semakin mendalam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta diharapkan dapat bekerja sama untuk memaksimalkan manfaat AI sambil memitigasi risiko-risiko yang mungkin timbul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun