Mohon tunggu...
Reza azzahra Putri lidra
Reza azzahra Putri lidra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa sastra Jepang 21 universitas Andalas

Want to be useful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dikecam oleh Masyarakat Minangkabau, Rendang Daging Babi Viral

28 Juni 2022   00:53 Diperbarui: 28 Juni 2022   01:06 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

rendang adalah salah satu makanan khas daerah sumatra barat khususnya minangkabau sudah menjadi makanan ikonik hingga sekarang ke eksistensian makanan ini pernah di nobat kan sebagai makanan terenak didunia dari tahun 2011 sampai 2019 dalam world's 50 most delicious food versi cnn internasional.

makanan yang terbuat dari daging sapi dan rempah pilihan lalu proses memasak nya yang tergolong lama membuat santapan ini menjadi salah makanan favorit di berbagai kalangan.

Namun,akhir akhir akhir ini warganet di gegerkan oleh berita rendang yang terbuat dari daging babi.berawal dari unggahan sebuah akun di salah satu media sosial mengunggah foto menu rumah makan Padang bernama Babiambo di Kelapa Gading, Jakarta Timur, yang menjual lauk berupa rendang daging babi.

Dalam daftar menu yang dibagikan itu terdapat hidangan spesial Babiambo yang terdiri dari nasi putih, babi gulai, babi rendang, sayung singkong dan sambal. 

Menu tersebut dihargai Rp 48 ribu untuk satu porsi.Kemudian, ada pula menu nasi babi bakar yang dihargai Rp 36 ribu. Tak hanya itu, ada juga nasi babi rendang yang dijual seharga Rp 40 ribu. Kabar itu lantas menjadi bahan perdebatan, lantaran banyak kalangan menganggap jika menjual aneka olahan daging babi di rumah makan Padang adalah bentuk penghinaan.

Begitu juga dengan rendang yang sudah identik dengan khas makanan dari Padang, terbuat dari daging sapi. Banyak yang menganggap rendang melekat pada warisan makanan khas orang Minang yang mayoritas muslim dengan reputasi kehalalannya serta bumbu rempahnya, 

dibiarkan liar dan bebas orang merusak reputasi produk produk daerah asalnya maka keunggulan reputasi dari setiap produk, kualitasnya dan lain lain bisa rusak semua dan akhirnya masyarakat yang akan dirugikan.apalagi banyak warganet yang mengecam penggunaan kata ambo di samping kata babi yang dianggap tidak pantas disandingkan di samping kata ambo yang berarti saya dan bahasa minangkabau

Hingga saat ini, rendang babi masih jadi perdebatan. Ada yang berpendapat bahwa rendang babi tidak sesuai dengan nilai dan budaya masyarakat Minang Namun tak sedikit juga yang berpendapat bahwa rendang babi boleh saja.bahan masakan tidak memiliki agama sehingga rendang babi sah-sah saja. Namun, siapapun yang menjual sebaiknya menerapkan adab dengan tidak menggunakan unsur Minang, 

Seperti penggunaan istilah 'ambo' dan logo yang menyerupai rumah gadang. 

Hal tersebut agar tidak merusak stigma nasi Padang yang dikenal sebagai makanan halal.yang memicu kemarahan publik lantaran restoran tersebut menggunakan citra restoran Padang. Seperti pada penamaan dengan bahasa Minang dan logo yang seperti rumah gadang. Namun disarankan jika ingin berbisnis masakan non halal, kemudian ada menu resep populer masakan Padang, maka gunakanlah brand yang tidak menyerempet bahasa Minang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun