Mohon tunggu...
Reza Aditia
Reza Aditia Mohon Tunggu... -

lahir di Semarang pada tanggal 24 September 1988\r\nlahir dengan keadaan memiliki keterbatasan fisik hingga sekarang harus menggunakan kursi roda\r\nnamun hal itu tak menghalangiku tuk tetap bangkit\r\nkini aku kuliah disebuah PTS di Semarang,Unisbank\r\nserta bergabung dengan sebuah UKM yg solid di kampus tersebut yakni InternetClub dan saat ini sebagai Digital Marketing Consultant dan Social Media Consultant

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tak Ada Anak Nakal!

22 Oktober 2014   06:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:10 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah lama tidak posting akhirnya ada kesempatan untuk berbagi pengalaman kembali. Kali ini saya akan membahas dunia anak-anak. Tentu ada diantara pembaca yang bertanya mengapa saya beri judul "Tak Ada Anak Nakal!", ya...karena sesungguhnya memang tidak ada anak-anak yang nakal. Dari sekian banyak pengalaman saya menangani anak-anak, ada hal yang menarik bagi saya untuk saya ulik lebih dalam karena rata-rata penyebab anak mengalami perubahan sikap adalah dari faktor orang tua, keluarga dan lingkungan. Hanya sebagian kecil penyebab dari apa yang sering kita beri label "masalah" ini bersumber dari diri anak tersebut. Pada dasarnya, anak terlahir dalam keadaan suci, ibarat kertas kosong. Nah...orang tua ini ibarat sang penulis kertas tersebut. Dalam berbagai kasus sering saya temukan orang tua yang menjudge atau memberi label pada anak bahwa ia nakal. Justru inilah yang menjadi boomerang bagi orang tua, kertas putih bersih tadi dengan mudahnya diberi tulisan atau label "nakal". Saya sering sampaikan pada orang tua bahwa kata yang ia lontarkan adalah doa dan sangat berpengaruh bagi perkembangan sang anak. Di era sekarang ini orang tua seringkali terlalu sibuk, menhabiskan waktu untuk bekerja sehingga kurang memiliki waktu untuk mengenal lebih dalam sang anak. Begitu anak melakukan tindakan yang menurut orang tua kurang pas, mungkin karena sudah lelah bekerja maka orang tua pun dengan mudahnya marah pada anak dan mengeluarkan kata-kata yang kurang baik. Anak sedang lucu-lucunya kok dicuekin, anak sedang mencari tahu banyak hal kok tidak diarahkan? Secara alamiah pada fase anak-anak, seorang anak akan melakukan banyak hal yang menurut dia menyenangkan dan menarik rasa ingin tahunya. Misal, anak seringkali tertarik untuk menggambar ditembok. Disinilah peran orang tua untuk memberi arahan bagaimana menggambar yang baik dan dimana menggambar yang tepat. Tak ada salahnya pula menjadikan tembok sebagai media kreasi gambar anak karena ia akan banyak belajar dari sana. Peran mendampingi masa tumbuh kembang inilah yang terpenting dalam pembentukan sikap seorang anak. Dengan mengenal anak, orang tua akan mengerti apa yang anak inginkan. Komukasi pun akan berjalan dengan baik bahkan hingga anak menjadi remaja atau dewasa. Mari jadi orang tua yang bijak, masa depan anak ada ditangan Anda! Sumber Gambar : http://bit.ly/ZMIPpt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun