Mohon tunggu...
Reza Adi Firmansyah
Reza Adi Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unikom

Hallo everyone saya Reza Adi Firmansyah saya sekarang berstatus sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Unikom.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Melirik Dampak Guncangan Sesar Lembang yang Akan Datang

10 Desember 2023   23:15 Diperbarui: 10 Desember 2023   23:19 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung, Gempa bumi di Indonesia sering kali diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif. Salah satu sesar aktif yang terdapat di Jawa Barat adalah Sesar Lembang. Sesar Lembang merupakan sesar di utara Kota Bandung. Sesar ini terletak sekitar 10 km di utara Kota Bandung, dan memanjang dari arah timur ke barat Berdasarkan penelitian yang dilakukan sesar ini terbagi menjadi 6 bagian, yaitu:

  • Cimeta
  • Cipogor
  • Cihideng
  • Gunung Batu
  • Cikapundung, dan
  • Batu Lonceng.

Sesar ini terbagi menjadi dua segmen yaitu segmen barat dan segmen timur. Kedua segmen tersebut bertemu di wilayah bagian tengah tepatnya di perbukitan sekitar Gunung Batu hingga Boscha. Kedua segmen ini tidak tepat segaris, tetapi membentuk offset sekitar 200 -- 300 meter (Daryono dkk., 2019; Daryono, 2016; Rasmid, 2014). Sesar Lembang perlu mendapatkan perhatian khusus terkait adanya potensi gempa bumi yang mengintai. Gempa bumi merupakan salah satu bencana serius terutama untuk wilayah perkotaan maupun kawasan wisata, dimana terdapat konsentrasi populasi manusia dan aset yang ada. Analisis dan manajemen resiko perlu digunakan dalam menganalisis dampak bencana dan untuk mengurangi kerugian. Menurut Peraturan Kepala BNPB No. 4 Tahun 2008 tentang Penyusunan Rencana Bencana, mitigasi bencana digolongkan menjadi 2 jenis mitigasi, yakni:

  • Mitigasi aktif, dan
  • Mitigasi pasif.

Mitigasi bencana terbagi menjadi dua, mitigasi bencana fisik dan mitigasi bencana non-fisik. Mitigasi bencana struktural merupakan mitigasi bencana yang dilakukan secara fisik, sedangkan mitigasi bencana non-struktural merupakan mitigasi bencana non-fisik (BNPB, 2008; PUPR, 2017; Triana dkk., 2018; Triatmadja, 2010; Zhao dkk., 2017).

Sesar Lembang atau sering juga disebut patahan lembang merupakan sesar aktif yang membentang sepanjang 29 kilometer dari wilayah Ngamprah Padalarang hingga Batulonceng. Berdasarkan data Jalur Sesar Lembang yang dimuat berdasarkan penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dr. Mudrik Rahmawan Daryono dan Dr. Danny Hilman Natawidjaja. Bahwa, Sesar Lembang merupakan salah satu sesar aktif yang berada di selatan Gunung Tangkuban Perahu. Hasil penelitian beliau menunjukan bahwa Sesar Lembang memiliki laju pergeseran sepanjang 1,95 milimeter sampai 5,5 milimeter yang diperkuat oleh penelitian dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) setiap tahunnya yang merupakan pergeseran berskala kecil.

Hal tersebut diperkuat dengan faktanya ketika saya mengunjungi salah satu kawasan di daerah Puncak Kordon Rt 02/10, Desa Ciburial, Kec. Cimenyang, Kab. Bandung Barat, tepatnya di area pariwisata Tebing Keraton yang sangat percis merupakan jalur Sesar Lembang dan termasuk ke dalam wilayah sangat rawan, terlihat dampak pergeseran sesar lembang setiap tahunnya dengan banyaknya tanah longsor, jalanan yang retak dan tidak merata. 

Menurut warga sekitar bahwa ketika pergeseran terjadi tidak terasa seperti hal nya gempa bumi, namun mereka meyakini pergeseran itu ada di karenakan bangunan dan tanah di sekitar area tersebut sering mengalami keretakan dan longsor.  Berdasarkan data terakhir sesar lembang mengalami pergeseran pada abad ke 15, 2300-60 sebelum masehi yang diperkirakan mengalami sebanyak 3 kali gempa bumi akibat pergeseran sesar lembang. Berdasarkan penggalian Paleoseismologi rentan pengulangan gempa akibat pergeseran sesar lembang yaitu, 170-670 tahun, dan dapat menghasilkan gempa berkekuatan mulai dari 6,5 hingga 7,0 skala richter berdasarkan hasil riset dari M.R Daryono 2019, Pusgen 2017.

Dengan keterangan tersebut dapat dibayangkan dampak besar yang akan terjadi apabila rentan waktu pengulangan gempa bumi akibat pergeseran sesar lembang terjadi, tampak begitu besar dimulai dari banyaknya kawasan wisata yang berada di kawasan tersebut hingga banyaknya masyarakat yang bermukim di kawasan tersebut yang kurang lebihnya memiliki populasi masyarakat sekitar 5,4 juta jiwa yang berada di daerah Kab. Bandung Barat dan Kab. Bandung. Dan bagi Kab. Bandung Barat memiliki tingkat bahaya dari sedang hingga tingkat tinggi. Kelas tingkat bahaya terbagi sesuai dengan skala MMI pada daerah tersebut. Hasil dari analisis potensi ancaman gempa bumi akibat sesar Lembang menunjukan korban jiwa terdampak terbagi dua jenis yaitu terbengkalai atau mengungsi dan meninggal dunia. Korban jiwa yang terbengkalai mencapai 1,6 juta jiwa dan 51,4 ribu korban meninggal jiwa. Untuk kerugian material terbagi dua menurut tutupan lahan terdampak dan bangunan terdampak. Kerugian material akibat bangunan mencapai 1,5 triliun rupiah dan kerugian akibat tutupan lahan terdampak mencapai 30,7 triliun rupiah.

Sehingga disini peran pemerintah kedepan hari harus memiliki perhatian khusus agar dapat mengantisipasi hal-hal yang kemungkinan akan terjadi yang tanpa diketahui secara pasti kapan akan terjadinya hal tersebut, seperti yang kita tahu sebelumnya gempa yang di akibatkan pergeseran sesar telah terjadi di Kab. Cianjur yang berasal dari sesar cimandiri yang relatif jarak sesar tersebut lebih kecil daripada sesar lembang dan nyatanya akibat kejadian tersebut seluruh perputaran ekonomi hingga kehidupan masyarakat lumpuh.

Pemerintahan seharusnya sudah mulai memikirkan hal tersebut jauh-jauh hari sehingga 5,4 juta jiwa masyarakat yang kemungkinan terdampak tidak seluruhnya mendapatkan kerugian besar, karena pada akhirnya masyarakat hanya  bertumpu kepada tangan pemerintahan untuk mendapatkan hak nya sebagai warga negara, tidak selalu mengenai finansial tapi dalam bentuk perhatian dan kenyamanan untuk mereka bisa bertahan hidup. Sesar lembang ini sekarang tidak menjadi suatu topik penting di era pesta demokrasi namun yang perlu diketahui apabila semuanya terjadi dalam bentuk tidak adanya persiapan yang pasti dan konkrit banyak masyarakat yang akan mengalami dampak yang mengancam kehidupannya.

 Sesar lembang ini tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan akan terjadinya pengulangan gempa akibat pergeseran sesar tersebut, dan disinilah para peneliti selalu mengingatkan kewaspadaan kepada daerah-daerah yang radiusnya dekat dengan sesar lembang. Penting sekali bahwasannya para pemimpin kedepan hari dapat mengkhususkan hal-hal seperti ini yang dapat mengancam kehidupan masyarakat dengan selalu melakukan controlling kepada area tersebut, melakukan sosialisasi, dan menentukan titik evakuasi, sehingga masyarakat tidak kebingungan dan melakukan segala bentuk persiapan apabila hal tersebut terjadi, jika dikatakan dalam pesta demokrasi hari ini selalu digaungkan bahwasannya segala hal yang dilakukan pemerintah adalah untuk masyarakat, tapi mungkin hal tersebut akan patah apabila tidak adanya langkah pasti dan konkrit yang dilakukan oleh pemerintahan untuk hal yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun