Mungkin anda masih ingat dengan band atau penyanyi semasa anda sekolah seperti: Ebiet G.Ade,Koes Bersaudara(Koes Plus),Panjaitan Bersaudara(Panbers),Nia Daniaty,dan Rinto Harahap,Slank,Godbless,Guns N' Roses,Led Zeppelin,Jimi Hendrix,Air Suplly,Aerosmith,dan Metallica. Karya-karya mereka sangat abadi dan bisa denikmati semua generasi sampai sekarang. Dan pasti anda merindukannya bukan?.
Setelah masuk era 2000an band-band baru dengan genre musik pop techno mulai merambah ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Dan karya-karya mereka pun hanya biasa-biasa saja tidak ada istimewanya dibanding musisi jaman dulu. Mereka menciptakan sebuah lagu hanya untuk mengejar materi bukan untuk menghibur dan membentuk band demi meraih ketenaran semata dan bukan menghibur. Contoh saja Guns N' Roses yg dibentuk tahun 1985 dan bubar total pada 1997,karya-karya mereka masih bisa dinikmati sampai sekarang biarpun band nya sudah bubar. Sekarang eranya menciptakan lagu  berkisah percintaan yg dikemas secara vulgar dan parahnya lagi jika yg menyanyikan/mendengar adalah anak di bawah umur. Bahkan lagu dangdut saja sudah kehilangan ciri khasnya,dan makin diperparah dengan pornoaksi para penyanyinya.
Mau di Indonesia atau di Barat sana sekarang lagunya kalau ga cengeng ya galau tentang percintaan. Musisi jaman sekarang hanya menyuruh para audiens untuk menangisi seorang kekasih yg belum tentu jadi jodohnya lewat lagu yang ia ciptakan,Sungguh Ajaib Negeri Kita!!. Sedangkan di era 1980-1990 lagu-lagu yg berkisah percintaan masih dikemas secara tidak vulgar/samar-samar. Contoh saja seperti lagu "Elegi Esok Pagi" milik Ebiet G Ade dan lagu "Don't Cry" milik Gnr. Kisah Percintaan yg ada diliriknya masih bisa disamarkan. Sedangkan jaman sekarang....,sebaliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H