Liburan akhir tahun pun tiba aku dan temanku berencana berlibur ke Yogyakarta dengan naik kereta api. Kami berdua sebenarnya tidak memiliki cukup uang untuk berlibur kesana,tetapi bukan anak muda mananya kalo tidak menyiasati untuk pengiritan. Berlibur ke Yogyakarta sebenarmya membutuhkan uang sekitar kurang lebih 800 ribu,500 ribu ntuk naik kereta api(eksekutif) dan sisanya untuk membeli oleh-oleh,masalah penginapan?? Kami cukup bermalam di ruang tunggu stasiun atau masjid agar tak keluar biaya banyak.
Hari yang kami nantikan pun tiba,aku dan temanku bergegas berangkat ke Stasiun Gambir untuk naik kereta api Argo Lawu. Kami memilih KA Argo LAwu karena kereta ini berangkat paling terakhir dari Gambir dan masuk Stasiun Yogyakarta(YK) masih pagi gelap dan hanya berhenti pada Stasiun-stasiun tertentu.
Karena uang yang kami miliki kalo dibilang jauh dari cukup untuk berlibur kesana kami memutuskan untuk menjadi penumpang gelap di KA Argo Lawu. Untuk masuk ke peron Stasiun Gambir kami harus menggunakan KRL dari Stasiun Jakarta Kota hal ini dilakukan untuk menghindari pemeriksaan boarding pass kereta jarak-jauh. setelah sampai di peron kami tanya ke petugas stasiun jalur masuk KA Argo Lawu(Argo Lawu dimasukkan ke jalur 1 Stasiun Gambir). Setelah mengetahuin jalur baru kami berpindah jalur.
Begitu rangkaian sampai kami tidak langsung masuk ke lokomotif,tetapi kami mengawasi dulu keadaan sekitar apakah aman dari intaian Polsuska Argo Lawu. Setelah dirasa cukup aman kami berjalan ujung ke ujung untuk mencari lokomotif,setelah menemukan lokomotif kami tak langsung naik melainkan kongkalikong dulu sama masinis. Setelah pengumuman keberangkatan di kumandangkan kami berdua bergegas masuk ke lokomotif. Cukup bayar sebesar 50ribu anda sudah dapat makan+minum gratis dan bisa tidur. Kami menggunakan prinsip ekonomi "mendapat hasil maksimal dengan biaya minimal",awalnya kami takut jika tertangkap Polsuska,tetapi rasa takut itu bertahap hilang. Sampai di Stasiun Purwokerto barulah ada pergantian masinis,bayar lagi?? tidak tapi kami hanya memberi sebungkus rokok :v. Ketika kereta ini berjalan perlahan di sinyal masuk Stasiun Tugu kami bersiap untuk turun,tetapi ada hal yang mngejutkan ketika kami turun,kami tertangkap basah oleh PKD Stasiun Tugu karena jadi penumpang ilegal. Namun berkat ucapan bohong teman saya kami bisa bebas.
Sesungguhnya naik kereta api di lokomotif itu meberikan sejuta warna yang menghiasi perjalanan hidup kita. Ketika memasuki Terowongan Notog atau Terowongan Ijo seolah-olah kita akan menabrak terowongan itu. Kita bisa melihat pemandangan indah dari balik lokomotif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H