Mohon tunggu...
Reza Nurhuda Wirabrata
Reza Nurhuda Wirabrata Mohon Tunggu... Guru - Profesional Hipnoterapis

Sebagai Hipnoterapis juga makhluk sosial, saya tidak hanya fokus pada bidang pemberdayaan diri saja, tetapi mencoba aktif secara pribadi untuk mencermati dan memahami dinamika lingkungan sosial yang mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membuka Ajaran Etika Hidup Sunda Wiwitan untuk Manusia Modern Serta Menghidupkan Kembali Nilai Kesederhanaan dan Bermasyarakat

20 Agustus 2024   22:47 Diperbarui: 21 Agustus 2024   00:24 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh dengan kesibukan, kita sering kali merasa kehilangan arah. Banyak dari kita yang begitu sibuk mengejar materi, status sosial, dan kesuksesan pribadi hingga lupa pada nilai-nilai dasar yang seharusnya menjadi fondasi hidup kita. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kebersamaan, dan gotong royong, yang dulunya menjadi ciri khas masyarakat Indonesia, kini semakin pudar dan tergantikan oleh individualisme, materialisme, dan hedonisme. 

Akibatnya, masyarakat kita menghadapi berbagai masalah, mulai dari meningkatnya kesenjangan sosial, kerusakan lingkungan, hingga meningkatnya angka depresi dan stres.

Di tengah krisis nilai ini, ajaran etika Sunda Wiwitan dapat menjadi pemandu bagi kita semua. Sunda Wiwitan adalah salah satu kepercayaan asli yang telah diwariskan oleh nenek moyang suku Sunda sejak ribuan tahun lalu. Ajaran ini tidak hanya berbicara tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga tentang hubungan manusia dengan sesama dan alam semesta.

Sunda Wiwitan menekankan pentingnya hidup dalam harmoni dengan alam dan sesama manusia. Salah satu nilai utama dalam ajaran ini adalah "Tri Tangtu di Buana," yang berarti tiga prinsip kehidupan: Ratu, Resi, dan Rama. Prinsip ini mengajarkan bahwa manusia harus memiliki keseimbangan antara kekuasaan (Ratu), kebijaksanaan (Resi), dan kasih sayang (Rama) dalam menjalani kehidupan. Selain itu, ajaran ini juga menekankan pentingnya "Silih Asah, Silih Asih, dan Silih Asuh," yang berarti saling mendidik, saling mencintai, dan saling menjaga. Nilai-nilai ini sangat relevan dalam konteks kehidupan modern yang sering kali melupakan arti penting dari hubungan antarmanusia yang harmonis dan penuh kasih sayang

Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern, kita perlu menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Sunda Wiwitan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menerapkan prinsip "Tri Tangtu di Buana" dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, dalam konteks pekerjaan, kita bisa menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan adil (Ratu), yang selalu mencari pengetahuan dan inovasi (Resi), dan yang peduli terhadap kesejahteraan karyawan dan lingkungan (Rama). Dengan menerapkan prinsip ini, kita tidak hanya akan menjadi individu yang sukses, tetapi juga mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Selain itu, nilai "Silih Asah, Silih Asih, dan Silih Asuh" juga dapat kita terapkan dalam kehidupan sosial. Di tengah kehidupan modern yang cenderung individualis, kita perlu kembali mengedepankan rasa kebersamaan dan gotong royong. Misalnya, kita bisa mulai dengan hal-hal sederhana seperti lebih sering berinteraksi dengan tetangga, membantu mereka yang membutuhkan, atau terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Dengan cara ini, kita dapat membangun kembali ikatan sosial yang kuat dan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan sejahtera.

Selain itu, ajaran Sunda Wiwitan juga mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan seimbang. Di era modern ini, banyak dari kita yang terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan materialistis. Namun, Sunda Wiwitan mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kekayaan atau harta benda, melainkan pada keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk belajar kembali hidup sederhana, menghargai apa yang kita miliki, dan tidak terlalu bergantung pada materi.

Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern, ajaran etika Sunda Wiwitan menawarkan solusi yang relevan dan berharga. Dengan menghidupkan kembali nilai-nilai kesederhanaan, kebersamaan, dan harmoni yang diajarkan oleh Sunda Wiwitan, kita dapat mengisi kembali kekosongan yang ditinggalkan oleh dunia modern. Nilai-nilai ini tidak hanya akan membantu kita untuk menjadi individu yang lebih baik, tetapi juga akan membantu kita untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, harmonis, dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menggali kembali kearifan lokal ini, dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, kita tidak hanya akan menjaga warisan budaya kita, tetapi juga akan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun