Pernahkah Anda sakit hati hingga ingin menyakiti orang lain? Atau pernahkah Anda mendengar orang yang tersakiti akan menyakiti orang lain? Hal tersebut merupakan fenomena yang tidaklah asing. "people hurt, hurt people" merupakan sebuah ungkapan yang sering kita dengar dan alami dalam kehidupan sehari-hari. Ungkapan tersebut menjelaskan bagaimana individu yang pernah terluka atau bahkan mengalami trauma dan cenderung dapat melukai orang lain, baik secara fisik, emosional, ataupun secara psikologis. Kenyataan pahit yang sering kita alami seringkali menjadi akar dari perilaku yang menyakitkan terhadap orang lain.
Memahami Siklus Kekerasan "People Hurt, Hurt People"
Siklus Kekerasan ini dapat terjadi ketika seseorang mengalami trauma atau emosional yang mendalam. Trauma sering membawakan rasa sakit dalam suatu hubungan. Hal ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti reaksi berlebihan, kemarahan, atau bahkan perilaku defensif. Trauma atau luka ini biasanya terjadi karena kekerasan fisik, pelecehan seksual, proyeksi emosional, atau bahkan kehilangan orang yang dicintai.
Ketika reaksi negatif tidak dapat dikelola dengan baik, maka orang tersebut akan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat. Seseorang yang mengalami trauma mudah merasa takut, curiga, marah, atau bahkan menarik diri dari lingkungan sosial. Sering terjadi seseorang yang merasakan hal tersebut akan menyalurkan rasa sakitnya dengan menyakiti orang lain, baik dalam bentuk fisik maupun emosional.
Dampak "People Hurt, Hurt People"
Dampak ini tidak hanya terjadi pada pelaku semata, tetapi juga pada korban dan masyarakat.
●Korban: Korban akan merasakan trauma yang mendalam, kesulitan dalam membangun kepercayaan terhadap orang lain, dan menyebabkan masalah kesehatan mental.
●Pelaku: Pelaku akan merasakan trauma, rasa bersalah, malu, atau bahkan merasa terisolasi dari lingkungan.
●Masyarakat: Dapat meningkatkan angka kriminalitas dan menciptakan lingkungan yang tidak aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H