Mohon tunggu...
Reza ArisHidayatullah
Reza ArisHidayatullah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

kami merupakan team PKM riset dari politeknik negeri jember yang meneliti mikroalga untuk dijadikan agen seed priming pada tanaman hortikultura

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimasisasi Potensi Desa Glagahwero, Tim Dosen dan Mahasiswa Politeknik Negeri Jember Giatkan Permakultur menuju Desa Agro-Eduwisata Mandiri

21 Oktober 2024   18:08 Diperbarui: 21 Oktober 2024   18:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan materi tentang optimalisasi potensi desa melalui strategi permakultur. (Dokpri)

Audiens kegiatan sosialisasi pemetaan dan optimalisasi potensi desa melalui permakultur. (Dokpri)
Audiens kegiatan sosialisasi pemetaan dan optimalisasi potensi desa melalui permakultur. (Dokpri)

Tim Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Jember berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lima-Lima Bangkit Desa Glagahwero, Kalisat, Jember. Kolaborasi tersebut sukses menggelar acara sosialisasi mengenai pengembangan desa menjadi kawasan agro-eduwisata berbasis permakultur. Kegiatan ini berlangsung pada salah satu usaha BUMDes, yakni Cafe “Beroeng Sorah”.

Tim Pengabdian yang dimotori oleh Elly Daru Ika Wilujeng, Moch. Rosyadi Adnan, Dwi Rahmawati, dan Netty Ermawati ini bertujuan untuk membantu masyarakat menggali potensi-potensi yang dimiliki Desa Glagahwero dan merumuskan strategi pengembangannya menjadi kawasan agro-eduwisata yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari pemuda desa hingga perwakilan dari PKK desa dan kecamatan.

Dalam sosialisasi tersebut, para peserta diperkenalkan dengan konsep permakultur dan penerapannya dalam desain kawasan agro-eduwisata. Selain itu, dilakukan pula pemetaan potensi yang ada di desa, seperti sumber daya alam dan keahlian masyarakat. Hasil pemetaan ini kemudian dituangkan dalam bentuk rencana pengembangan desa.

Salah satu fokus utama dari rencana tersebut adalah pengembangan kebun dapur (kitchen garden) dan rumah kompos. Melalui pengembangan kedua fasilitas ini, diharapkan dapat mendukung pengembangan usaha kuliner di desa dan meningkatkan kualitas tanah pertanian.

"Dengan adanya kebun dapur, warung makan di desa bisa menyediakan bahan pangan segar yang ditanam sendiri. Selain itu, rumah kompos akan menghasilkan pupuk organik yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman," ujar Elly ketua tim pengabdian.

Antusiasme peserta yang mayoritas Ibu-Ibu terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan paparan potensi desa yang juga disampaikan oleh para peserta.

Melalui sosialisasi ini, diharapkan masyarakat Desa Glagahwero semakin termotivasi untuk terlibat aktif dalam pengembangan desanya. Dengan potensi yang dimiliki dan dukungan dari berbagai pihak, Desa Glagahwero memiliki peluang besar untuk menjadi desa wisata yang mandiri dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun