Mohon tunggu...
reyzaldi rama
reyzaldi rama Mohon Tunggu... Atlet - mahasiswa

saya suka manjat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lembah Limbah Plastik

30 November 2022   15:58 Diperbarui: 30 November 2022   16:09 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siapa yang tidak mengenal plastik? Plastik merupakan salah satu makromolekul yang dalam prosesnya melalui tahapan polimerisasi. Polimerisasi sendiri adalah suatu proses penggabungan beberapa molekul sederhana menjadi molekul besar atau polimer melalui proses kimiawi. Sebahagian besar barang yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari berbahan dasar plastik, Kemasan makanan, peralatan rumah tangga, botol minuman, sedotan dan kantong kresek tidak lepas dari bahan plastik. Hal ini dikarenakan plastik mudah didapat dengan harga relatif murah dan praktis untuk diolah menjadi sebuah produk.

Penggunaan kantong plastik terus mengalami peningkatan. dari waktu ke waktu.  Masyarakat luas sebenarnya sudah mengetahui dampak buruk dari kantong plastik ini, hanya saja sulit untuk menerapkan bahwa dalam penggunaanya bisa digunakan berulang kali serta setelah habis masa pakai, kantong plastik bekas tersebut masih bisa diolah menjadi barang yang berguna. Banyak hal kreatif bisa diciptakan dan dikreasi dengan bahan dasar plastik yang di daur ulang.

Membuang plastik ke alam bebas juga menimbulkan masalah baru, karena sulit terurai oleh mikroorganisme dan mengakibatkan turunnya kualitas tanah. Plastik adalah bahan yang sangat mudah terbakar, sehingga dapat meningkatkan peluang terjadinya kebarakan, asap yang ditimbulkan juga beracun karena mengandung Hidrogen Sianida dan Karbon Monoksida yang berbahaya apabila masuk ke tubuh. Seperti yang sering terjadi saat sekarang ini, sampah plastik berserakan dimana-mana, terbawa aliran ke selokan, dari selokan menuju sungai, dan sungai menuju laut. Dampaknya berbagai macam seperti unit bagian plastik termakan oleh ikan, dan manusia mengonsumsi ikan dengan kandungan plastik, plastik juga mengakibatkan rusaknya terumbu karang dan ekosistem di lautan.

Kantong plastik pertama kali dibuat pada tahun 1959 oleh Gustaf Thulin dengan tujuan untuk menyelamatkan bumi, alasannya yaitu untuk menggantikan pemakaian kantong kertas. Karena pada saat itu penebangan hutan terjadi dimana-mana yang justru menyebabkan kerusakan lingkungan. Meskipun demikian, keberadaan kantong plastik menyebabkan permasalahan besar di kemudian hari. Plastik akhirnya menjadi sampah yang mengakibatkan pencemaran karena sifat nya yang sulit terurai. Padahal, dulunya kantong plastik dibuat untuk menyelamatkan lingkungan. Dilansir dari youtube BBC How plastic Bags Were Supposed to Help the Planet

Menurut Raoul Thulin, anak dari Gustaf Thulin mengatakan bahwa dunia pada saat itu sedang berusaha untuk saling menjaga kesediaan sumber daya alam nya, sehingga kantong plastik menjadi pilihan yang tepat karena lebih mudah dibawa ke mana pun dan tentunya dapat dipakai berulang kali. Sayangnya, seiring perkembangan jaman, orang-orang terlarut akan kemudahan dan kenyamanan kantong plastik sehingga terjadi penumpukan sampah plastik. Kantong plastik yang seharusnya dipakai untuk berulang kali, kini beralih fungsi menjadi sekali pakai.

Pada masa tersebut pandangan orang-orang terhadap plastik menjadi berlebihan, apalagi sejak perang telah usai, terjadinya pergeseran persepsi tentang plastik. Dia tidak lagi dipandang positif terutama setelah ditemukannya puing-puing plastik dilautan pada tahun 1960-an. Akhir-akhir ini, banyak muncul gerakan untuk mengurangi sampah plastik misalnya diet kantong plastik. Beberapa pelaku usaha mengambil langkah dengan menerapkan kantong plastik berbayar, diet kantong plastik bukan berarti harus menghindari pemakaian plastik, tetapi lebih kepada mengurangi pemakaian plastik sekali pakai

Seluruh dunia tengah menggencarkan pemakaian barang-barang yang katanya ramah lingkungan seperti kantong kain dan kantong kertas. Kertas pada umunya memang lebih cepat terurai namun dalam lebih berat karena membutuhkan biaya yang lebih besar. Selain itu juga membutuhkan banyak air dan energi daripada yang dibutuhkan kantong plastik. Lalu bagaimanakah kita bertindak seharusnya?

Dalam hal penggunaan plastik, tidak semerta merta dikatakan salah. Beberapa hal harus dipertimbangkan sebelum menggunakan bahan lain pengganti plastik. Kerta misalnya, pertimbangan kertas sebagai penggangti plastik tidak hanya sebatas bahwa kertas adalah bahan yang murah terurai. Tetapi juga pada bagaimana selembar kertas tercipta, dan bahan dasar pembuatnya. Kertas dibuat dari bahan dasar kayu yang mana dapar diartikan bahwa semakin banyak kertas yang dipakai, maka akan semakin banyak kayu yang akan dijadikan bahan. Hal ini tidak seimbang dengan pertumbuhan sebuah pohon yang membtuhkan waktu puluhan hinggga ratusan tahun. Tetap saja, penggunaan kertas belum tentu menjadi sebuah solusi dari permasalahn plastik.

Bahan lain yang bisa menggantikan plastik adalah kain yang mana hal ini terbuat dari susunan benang yang juga membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Sama halnya dengan aluminium yang pada proses pembuatannya banyak mengeluarkan emisi bahan bakar yang akan mencemari udara. Lalu apakan hal ini tidak dikatakan sebagai pencemar lingkungan?

Pada nyatanya bahan apapun yang digunakan akan memberikan pengaruh kepada lingkungan. Plastik, kain, kertas dan aluminuim pun akan tetap memberikan dampak negatif bag lingkungan. Hal utama yang sebenarnya harus dipahami adalah bukan tentang apa yang digunakan, namun bagaimana menggunakannya. Kain yang memiliki ketahanan cukup lama cnderung bisa digunakan berulang kali. Begitu juga dengan kertas yang bisa digunakan timbal balik dan di daur ulang. Begitu juga sebenarnya dengan plastik, tidak aka nada salahnya jika plastik yang masih layak digunakan berulang kali. Akan lebih baik jika plastik tidak sama sekali digunakan pada hal yang kurang penting. Kita bisa mempertimbangkan lagi sebelum menggunakannya dan membuangnya. 

Perubahan yang besar tentu dimulai dengan kebiasaan kecil. Menolak untuk menggunakan sedotan adalah hal kecil yang sebenarnya berarti besar. Menolak kantong plastik adalah hal yang luar biasa, karena mengorbankan sedikit ego yang kita miliki demi kebaikan dunia di masa depan. Saat ini bukan waktunya untuk berharap kepada orang lain, namun sebagai manusia sadar tidak ada salahnya jika kita yang memulai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun