Mohon tunggu...
Renaldy Satio
Renaldy Satio Mohon Tunggu... Guru - Founder TBT English / Guru TBT English / Koordinator International Exam Preparation

A lifetime student who has been devoting his time and passion to bring the highest service for customers. He believes that learning and teaching should be viewed as process instead of goals and progress instead of scores

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia = Bejana, Apakah Kita Mau Dibentuk?

8 Juni 2023   11:13 Diperbarui: 8 Juni 2023   11:26 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar ini merupakan bejana yang menjadi bagian dalam kehidupan manusia selama lebih dari ribuan tahun yang juga menjadi cerminan manusia itu sendiri. Dalam proses membuat bejana, terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh dimana proses ini tak terhindarkan untuk menggapai keindahan dan manfaat yang baik.

- Memisahkan kotoran dan sampah seperti kayu kecil, pasir, kerikil dari tanah itu. 

Proses pertama adalah membersihkan diri dari segala kotoran dan sampah yang tersembunyi dalam hati kita. Seperti menghilangkan kayu kecil, pasir, dan kerikil dari tanah, kita harus meninggalkan kehidupan lama dan segala sesuatu yang membuat hati kita menjadi keras dan terbebani, seperti dosa dan kebiasaan buruk. Dalam perjalanan menuju keindahan yang luar biasa, Tuhan menginginkan kita memiliki hati yang lembut, cepat memberikan pengampunan, mudah dibentuk, dan tidak keras hati. 

- Setelah tanah dibersihkan, tanah siap dibentuk. Tanah itu diletakkan di atas pelarikan yang terus berputar dan berputar. 

Setelah kita membersihkan hati kita, saatnya bagi Tuhan untuk membentuk kita menjadi pribadi yang indah. Seperti tanah yang ditempatkan di atas alat yang terus berputar, Tuhan mengajarkan kita untuk bertahan dalam iman dan mempercayai rencana-Nya. Dalam perjalanan ini, iman kita diuji dan kita ditempa menjadi lebih kuat. Jangan pernah ragu, Tuhan akan menghasilkan keindahan dari hidup kita pada waktu yang tepat.

- Setelah menuangkan air, tukang periuk akan menekan-nekan tanah itu dari bagian dalam, semakin banyak air yang dituangkan, tanah itu akan lebih padat dan terbentuklah bejana yang indah. 

Air tersebut memberkati, mengurapi, dan membentuk kita sehingga menjadi bejana yang bermakna. Setiap saat kita menerima limpahan air tersebut, hati kita semakin kuat dan terbentuk menjadi pribadi yang indah. Tahap ini menggambarkan bagaimana Tuhan bekerja dalam diri kita. Dia memperbaiki hati, karakter, dan cara berpikir kita. Semakin kita bersatu dengan Tuhan, semakin kita berubah. Hati yang keras adalah tempat favorit bagi musuh untuk tinggal. Dalam tahap ini, kita perlu belajar mengampuni, menerima pengampunan, melepaskan sakit hati, dan menerima serta melepaskan informasi dengan bijak.

- Bejana yang sudah terbentuk kemudian dibakar dalam api. 

Setelah menjadi bejana yang terbentuk, bejana tersebut harus melalui tahap pembakaran dalam api. Ujian dan pencobaan akan memperkuat iman kita dan hubungan yang erat dengan Tuhan. Dalam proses ini, kita tidak akan terbakar habis. Kekuatan kita untuk melawan musuh ditentukan oleh kedekatan kita dengan Tuhan. Dengan tunduk dan patuh pada-Nya, kita dapat mengalahkan musuh. Kekuatan yang kita miliki bukan berasal dari diri kita sendiri, dan itu terlihat saat kita memiliki hati yang lembut dan mudah dibentuk.

- Setelah menjadi bejana yang indah, bejana itu akan menarik orang untuk membelinya dan membawanya dari satu tempat ke tempat yang lain supaya orang melihat apa isi bejana tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun