Mohon tunggu...
Renaldy Satio
Renaldy Satio Mohon Tunggu... Guru - Founder TBT English / Guru TBT English / Koordinator International Exam Preparation

A lifetime student who has been devoting his time and passion to bring the highest service for customers. He believes that learning and teaching should be viewed as process instead of goals and progress instead of scores

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Komunikasi Baik: Berbicara dan Mendengarkan dengan Hati

4 April 2023   10:31 Diperbarui: 4 April 2023   10:39 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunikasi yang buruk diawali karena tidak berbicara dan mendengarkan dengan hati

Dalam dunia yang sibuk dan cepat seperti saat ini, seringkali kita lupa akan pentingnya komunikasi. Kita terburu-buru dalam percakapan, hampir tidak mendengarkan apa yang dikatakan orang lain, dan hanya merespons dengan jawaban yang dangkal atau otomatis. Tetapi bagaimana jika kita mengambil waktu untuk benar-benar berbicara dari hati dan mendengarkan dengan telinga hati?

Berbicara dengan hati berarti bersikap tulus, jujur, dan terbuka dalam komunikasi. Ini berarti mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan emosi kita dengan cara yang autentik dan sesuai dengan diri kita sendiri. Ini berarti berbicara dengan kebaikan dan empati, serta mempertimbangkan dampak kata-kata kita pada orang lain.

Mendengarkan dengan telinga hati berarti hadir sepenuhnya dan memperhatikan dalam percakapan kita. Ini tidak hanya mendengar kata-kata yang diucapkan, tetapi juga memahami emosi dan niat di baliknya. Ini berarti bersikap terbuka dan tidak memihak, serta menciptakan ruang yang aman dan mendukung bagi orang lain untuk mengekspresikan diri.

Ketika kita berbicara dengan hati dan mendengarkan dengan telinga hati, kita menciptakan koneksi yang lebih dalam dan berarti dengan orang lain. Kita membangun kepercayaan dan pemahaman, dan menumbuhkan rasa empati dan belas kasihan. Kita dapat menyelesaikan konflik dengan lebih efektif dan menemukan solusi yang saling menguntungkan.

Sayangnya, berbicara dengan hati dan mendengarkan dengan telinga hati tidak selalu mudah. Kita mungkin terjebak dalam pikiran dan perasaan kita sendiri, atau teralihkan oleh faktor eksternal. Kita mungkin memiliki pandangan atau prasangka yang menghalangi kita dari benar-benar memahami orang lain. Namun dengan latihan dan niat yang sungguh-sungguh, kita dapat mengembangkan keterampilan ini dan membudayakan bentuk komunikasi yang lebih autentik dan bermakna.

Sebagai guru Bahasa Inggris, dasar pengajaranku adalah komunikasi yang baik, karena bahasa itu sendiri hanyalah media. Berbicara dengan hati dan mendengarkan dengan telinga hati adalah komponen penting dari komunikasi yang efektif. Dengan bersikap tulus, jujur, dan penuh perhatian dalam percakapan kita, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan menumbuhkan rasa empati dan pemahaman yang lebih besar. Marilah kita berusaha untuk berkomunikasi dengan hati, dan benar-benar mendengarkan hati orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun