Mungkinkah rintik yang ditatap,
memedihkan kelopak matamu ,
sedang jingga tertutup jalan,
jalan yang kau lihat dengan matamu.
adakah awan masih bijak mewarnai,
Disaat mata hati masih menembus warna indahnya.
adakah awan yang masih bijak igaukan bumi,
Disaat pucuk gunung menghentikannya hingga berkumpul.
Hanya berharaf seperti manisan hiasan langit,
tidak melebat menumbangkan pohon-pohon yang besar.
kemudian menghalangi jalan melumpuhkan kampung hatinya,
Dan aku bersedia menjemput paradigma cinta tanpa simpati.
TO BE CONTiNUE
Rey Seniman Langit'2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H