Mohon tunggu...
Reyn Santoso
Reyn Santoso Mohon Tunggu... Aktor - dhdhd

9uefdsjhuegshwnjlsgjoibj

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masa Depan Pendidikan di Era Presiden Prabowo

8 November 2024   19:54 Diperbarui: 8 November 2024   21:33 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pidato perdananya sebagai Presiden RI, Prabowo Subianto menyampaikan visi besar mengenai pembangunan Indonesia, dengan pendidikan sebagai salah satu prioritas utama. Pidato berdurasi 51 menit ini tidak hanya memukau, tetapi juga menyampaikan harapan besar bagi masa depan pendidikan Indonesia. Prabowo menegaskan bahwa untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan, negara perlu membangun SDM yang berkualitas, yang menjadi tulang punggung setiap sektor pembangunan. Dengan berani, ia menyebutkan angka pertumbuhan ekonomi yang ambisius, 8% per tahun, yang ia percaya bisa dicapai dengan dukungan SDM unggul.

Jika kita bandingkan dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, mereka berhasil mencapai kemajuan signifikan melalui pengembangan pendidikan yang konsisten. Di negara-negara tersebut, pendidikan dianggap sebagai investasi strategis, bukan sekadar beban anggaran. Bahkan, Malaysia yang lebih dekat secara geografis juga menunjukkan fokus besar pada pendidikan dengan tingkat lulusan S-2 dan S-3 yang lebih tinggi dari Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki jarak yang perlu dikejar untuk mencapai daya saing yang setara.

Bayangkan jika setiap anak di Indonesia memiliki akses pendidikan berkualitas sejak dini, bahkan di daerah-daerah terpencil. Pendidikan yang baik sejak awal akan seperti fondasi yang kokoh, membangun generasi yang cerdas, mandiri, dan berdaya saing tinggi. Namun, saat ini, angka putus sekolah masih tinggi dan infrastruktur pendidikan di beberapa wilayah masih terbatas. Situasi ini ibarat rumah yang dibangun di atas tanah berpasir, mudah runtuh ketika diuji oleh tantangan global yang semakin kompleks.

Salah satu contoh konkrit adalah Sigit Santoso, seorang doktor lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT), yang kini mengembangkan teknologi lokal di Indonesia. Prabowo menyoroti pentingnya memfasilitasi inovasi dari anak bangsa seperti Sigit, karena SDM unggul inilah yang nantinya akan mendorong Indonesia untuk menjadi pusat inovasi di Asia. Contoh-contoh seperti ini menunjukkan bahwa, jika diberi kesempatan dan fasilitas yang memadai, SDM Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan.

Namun, pendidikan di Indonesia tidak cukup hanya difokuskan pada peningkatan akses. Perlu juga adanya pembaruan yang lebih mendalam dalam hal kurikulum, sistem, dan kebijakan. Dalam hal ini, kebijakan pendidikan harus dijaga agar stabil dan tidak bergantung pada perubahan politik. Pendekatan yang digunakan hendaknya bersifat substantif, bukan administratif semata. Prabowo perlu memastikan pendidikan di Indonesia lebih berfokus pada pengembangan kompetensi nyata yang dibutuhkan di lapangan, bukan hanya sekadar memenuhi formalitas.

Pendidikan Indonesia saat ini seperti rumah dengan atap bocor. Kita sibuk membersihkan lantai, padahal masalah utama justru terletak pada atap yang bocor. Tanpa perbaikan mendasar, pendidikan Indonesia akan terus terkena dampak dari "kebocoran" sistemik ini. Prabowo perlu memberikan perhatian khusus untuk memperbaiki sistem secara menyeluruh agar dunia pendidikan memiliki daya tahan dan kemerdekaan untuk berkembang tanpa terlalu bergantung pada dinamika politik.

Dalam pidatonya, Prabowo menggambarkan pendidikan sebagai jiwa bangsa. Gambaran ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya soal angka statistik, tetapi menyangkut identitas dan masa depan Indonesia. Setiap langkah yang diambil untuk membenahi pendidikan saat ini adalah investasi bagi generasi mendatang, generasi Indonesia Emas 2045 yang berpengetahuan luas, berdaya saing, dan memiliki karakter yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun