Mohon tunggu...
Reynold Andhika
Reynold Andhika Mohon Tunggu... Lainnya - Analyst

Penikmat Seni, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Menghitung Biaya Overhead untuk Efisiensi Operasional

18 Oktober 2024   09:59 Diperbarui: 18 Oktober 2024   10:01 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia bisnis, memahami dan mengelola biaya overhead adalah hal yang sangat penting untuk memastikan operasi berjalan dengan efisien dan profitabilitas terjaga. Biaya overhead merupakan biaya yang tidak terkait langsung dengan produksi barang atau jasa, namun tetap diperlukan untuk menjalankan bisnis sehari-hari. Memahami cara menghitung biaya overhead membantu perusahaan dalam menentukan harga jual produk, mengelola anggaran, serta membuat keputusan bisnis yang lebih baik.

Artikel ini akan membahas pengertian biaya overhead, jenis-jenisnya, serta langkah-langkah dalam menghitung biaya overhead secara akurat.

Pengertian dan Fungsi Biaya Overhead

Biaya overhead adalah segala bentuk pengeluaran yang diperlukan untuk mendukung proses operasional perusahaan, namun tidak berhubungan langsung dengan produksi barang atau jasa yang dijual. Dengan kata lain, biaya overhead adalah biaya tidak langsung yang tidak dapat dialokasikan ke produk tertentu tetapi tetap penting agar bisnis dapat beroperasi.

Contoh biaya overhead termasuk biaya sewa gedung, listrik, gaji karyawan non-produksi, serta biaya pemasaran dan administrasi. Fungsi utama dari biaya overhead adalah memastikan operasional bisnis berjalan lancar dan mendukung aktivitas inti seperti produksi dan penjualan.

Fungsi biaya overhead dalam perusahaan:

  1. Menentukan harga pokok produk: Biaya overhead berperan penting dalam perhitungan harga pokok penjualan (HPP) yang akan memengaruhi penetapan harga jual.
  2. Penganggaran dan pengendalian biaya: Dengan mengetahui biaya overhead, perusahaan dapat membuat anggaran yang lebih akurat serta melakukan pengendalian biaya yang lebih baik.
  3. Pengukuran profitabilitas: Biaya overhead juga berperan dalam menentukan seberapa menguntungkan produk atau layanan yang dihasilkan, sehingga manajemen dapat mengidentifikasi peluang peningkatan efisiensi.

Jenis-Jenis Biaya Overhead

Secara umum, biaya overhead dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan fungsinya dalam perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis biaya overhead yang sering ditemui:

1. Biaya Overhead Tetap

Biaya overhead tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap, meskipun volume produksi atau penjualan berubah. Artinya, biaya ini tetap harus dibayar meskipun perusahaan tidak memproduksi barang atau jasa. Contoh dari biaya overhead tetap termasuk sewa gedung, gaji staf administrasi, asuransi, dan pajak properti.

2. Biaya Overhead Variabel

Biaya overhead variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Semakin banyak produksi atau penjualan, semakin tinggi biaya ini. Contoh dari biaya overhead variabel termasuk biaya utilitas seperti listrik dan air yang naik turun tergantung pada tingkat aktivitas produksi, serta biaya bahan habis pakai untuk perawatan mesin.

3. Biaya Overhead Semi-Variabel

Biaya overhead semi-variabel adalah kombinasi dari biaya tetap dan variabel. Sebagian dari biaya ini tetap, namun komponen lainnya berubah sesuai dengan aktivitas produksi. Misalnya, biaya telepon atau internet, di mana ada tarif tetap bulanan tetapi penggunaannya bisa meningkat seiring bertambahnya aktivitas bisnis.

4. Biaya Overhead Administrasi

Biaya overhead administrasi meliputi semua pengeluaran yang berkaitan dengan manajemen dan administrasi perusahaan. Contohnya adalah biaya gaji untuk manajer, staf HR, biaya alat tulis kantor, serta biaya layanan keuangan dan konsultasi.

5. Biaya Overhead Pemasaran

Ini mencakup biaya yang dikeluarkan untuk mendukung aktivitas pemasaran dan penjualan, seperti biaya iklan, promosi, serta komisi penjualan. Meskipun tidak berhubungan langsung dengan produksi, biaya pemasaran sangat penting untuk memastikan produk atau jasa dapat dikenal dan dibeli oleh konsumen.

Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash   
Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash   

Cara Menghitung Biaya Overhead

Menghitung biaya overhead secara tepat adalah kunci untuk menentukan harga jual yang kompetitif dan memastikan efisiensi operasional perusahaan. Berikut langkah-langkah dalam menghitung biaya overhead:

1. Kumpulkan Semua Biaya Overhead

Langkah pertama dalam menghitung biaya overhead adalah dengan mengumpulkan semua pengeluaran yang termasuk dalam biaya overhead. Pastikan untuk memisahkan biaya-biaya ini dari biaya produksi langsung. Kategorikan biaya overhead berdasarkan jenis-jenisnya, seperti yang dijelaskan sebelumnya (tetap, variabel, semi-variabel, administrasi, dan pemasaran).

2. Tentukan Rasio Biaya Overhead

Setelah semua biaya overhead dikumpulkan, langkah berikutnya adalah menghitung rasio biaya overhead. Rumus dasar untuk menghitung rasio biaya overhead adalah:

Rasio Biaya Overhead = (Total Biaya Overhead / Total Biaya Produksi Langsung) x 100%

Rasio ini akan menunjukkan berapa persen dari biaya produksi yang terdiri dari biaya overhead. Misalnya, jika total biaya overhead Anda adalah Rp50 juta dan total biaya produksi langsung adalah Rp200 juta, maka rasio overhead Anda adalah:

Rasio Biaya Overhead = (50 juta / 200 juta) x 100% = 25%

Ini berarti 25% dari biaya produksi Anda terdiri dari biaya overhead.

3. Alokasikan Biaya Overhead per Produk

Langkah selanjutnya adalah mengalokasikan biaya overhead ke setiap produk atau layanan yang dihasilkan. Alokasi ini penting untuk menentukan harga pokok penjualan (HPP). Salah satu metode yang umum digunakan adalah metode alokasi overhead berbasis aktivitas (Activity-Based Costing/ABC), di mana biaya overhead dialokasikan berdasarkan tingkat aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.

Misalnya, jika sebuah produk menggunakan lebih banyak energi listrik atau lebih banyak waktu dari staf administrasi, maka produk tersebut harus menerima alokasi overhead yang lebih besar dibandingkan produk lain yang membutuhkan lebih sedikit sumber daya.

4. Hitung Total Harga Pokok Penjualan (HPP)

Setelah biaya overhead dialokasikan ke setiap produk, gabungkan biaya produksi langsung dengan biaya overhead untuk mendapatkan harga pokok penjualan (HPP). Rumus dasar untuk menghitung HPP adalah:

HPP = Biaya Produksi Langsung + Biaya Overhead

Dengan mengetahui HPP, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang memastikan margin keuntungan yang cukup, sekaligus tetap kompetitif di pasar.

5. Tinjau dan Perbaiki Secara Berkala

Biaya overhead dapat berubah seiring waktu, tergantung pada kondisi bisnis dan faktor eksternal seperti fluktuasi harga bahan baku atau biaya utilitas. Oleh karena itu, penting untuk meninjau dan memperbarui perhitungan overhead secara berkala, setidaknya setiap kuartal atau tahun, agar selalu sesuai dengan kondisi aktual bisnis.

Kesimpulan

Menghitung biaya overhead secara akurat adalah langkah penting untuk menjaga efisiensi operasional dan profitabilitas perusahaan. Dengan memahami pengertian, jenis, serta cara menghitung biaya overhead, perusahaan dapat lebih mudah dalam menentukan harga produk, mengelola anggaran, dan meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.

Dengan pengelolaan biaya overhead yang baik, perusahaan dapat menghindari pemborosan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, serta menjaga daya saing di pasar. Penggunaan software manajemen keuangan dan inventory management software (IMS) juga dapat membantu perusahaan dalam mengotomatisasi dan menyederhanakan proses penghitungan overhead, sehingga keputusan bisnis dapat diambil lebih cepat dan tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun