Akan aku kisahkan sebuah cerita Tentang negeri merdeka Dimana yang kaya semakin kaya Dan si miskin semakin terlunta-lunta :~:----------------------------------------------:~: Hilir mudik Bejibun ribuan orang berkelana Menyusuri hutan kota Pohon beton merindang :~:----------------------------------------------:~: Di tengah pelataran hutan Terbitlah anak kunang-kunang Membawa harapan dan asa Bergelayut tangan hampa Atau nyanyian sumbang terdengar :~:----------------------------------------------:~: Begitulah mereka Aku sebut "Anak-Anak Jalan 21" :~:----------------------------------------------:~: Ketika tenggelam harapan mereka Tangisan mengalir deras membahana Membentuk aliran sungai darah Bercampur keringat dan ludah :~:----------------------------------------------:~: Sesosok mungil kini menjadi dewasa Tanpa menjadi kepompong Di atas dedaunan menghijau :~:----------------------------------------------:~: Sayap-sayap indah Mengepak menggoda Mencari madu di awal senja Hingga akhir tenggelam fajar :~:----------------------------------------------:~: Jari-jemari... melemah Memunguti wangi madu Hasil memerah keringat & darah :~:----------------------------------------------:~: Menangis tiada menyisa Rona kemerah-merahan Hilang Buram Menghitam tak terpancar :~:----------------------------------------------:~: Itulah kisah mereka Satu diantara ribuan derita Di negeri merdeka Di kaki menginjak bumi :~:----------------------------------------------:~: Begitulah mereka Aku sebut "Anak-Anak Jalan 21" :~:----------------------------------------------:~: :~:----------------------------------------------:~: Reynando. A. Z Sidoarjo, 11 Agustus 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H