Mohon tunggu...
Reynanda Galih Syabana
Reynanda Galih Syabana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Maju tak gentar membela yang benar

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengolahan Teh di Desa Pacet

16 November 2021   14:32 Diperbarui: 16 November 2021   14:37 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Batang, 16/11/21 merupakan Kabupaten yang berada di dataran tinggi mayoritas penduduknya, jika didataran rendah (pantai) penduduknya berprofesi sebagai nelayan, jika didataran tinggi rata-rata penduduknya bertani dan berkebun. Khususnya di Desa Pacet Kecamatan Reban Kabupaten Batang. Penduduk Desa Pacet sendiri mayoritas berkebun dan Desa Pacet tersebut menggadu nasib sebagai buruh pengolahan teh di Desa Pacet tersebut. Didataran tinggi udaranya sangat dingin sehingga sangat cocok untuk ditanami pohon teh. Lahan kebun teh di daerah Batang sangat luas sekali, ada yang menjadi hak milik PT dan ada juga yang menjadi hak milik penduduk lokal. Desa Pacet sendiri kebun tehnya milik penduduk lokal yang salah satunya bernama Bapak Bowo, dimana dia mempunyai pabrik pengolahan teh yang memperkerjakannya penduduk sekitar, sebenarnya ada banyak sekali pekerjaan yang bekerja dikebun teh tersebut karena rata-rata penduduknya berpenghasilannya buruh teh, salah satunya adalah Bapak Bowo.

"Teh di Desa Pacet sebagian besar milik saya pribadi. Saya juga memiliki pabrik pengolahan tehnya dan saya juga memperkejakan banyak sekali karyawan mulai dari memetik sampai membungkus tehnya. Teh-teh yang kami olah itu pemasaran nya tidak hanya di daerah Kabupaten Batang saja melainkan sampai keluar daerah juga." Ujar Pak Bowo pemilik pengolahan teh Pacet.

Proses pengolahan teh di Desa Pacet tersebut mulai dari memetik daun teh itu harus dipetik daun yang masih muda kemudian langsung dikumpulkan di pabriknya bapak Bowo. Ketika di dalam pabrik daun-daun teh tersebut dikeringkan agar daun-daun teh itu bisa layu. Setelah di keringkan daun-daun tersebut diuapkan hingga tekstur airnya itu benar-benar kering. Lalu daun-daun teh tersebut disortir menjadi tiga bagian ada yang halus, sedang dan juga kasar. Kemudian hasil pengolahan teh tersebut dibungkus atau dikemas. Rasa dari teh Pacet tersebut berbeda dengan teh-teh yang lainnya, teh Pacet sendiri lebih cenderung memiliki aroma yang khas dan rasanya sangat nikmat.

"Ketika saya mencium aroma teh tersebut saya merasakan ketenangan yang membuat pikiran saya rileks. Pada tegukan pertama terasa nikmat sekali karena teh Pacet itu masih sangat alami dalam pengolahannya tanpa campuran bahan pengawet apapun. Teh tersebut memiliki warna yang merah sekali sehingga menarik perhatian yang meminumnya." Ujar Galih Syabana penikmat.

Momentum yang dimiliki pak Bowo sebagai pemilik kebun dan pabrik teh di Desa Pacet sangat besar sekali dan juga sangat memotivasi generasi muda khususnya bagi pemuda yang suka berwirausaha untuk memunculkan inovasi-jnovasi yang lebih lagi. Pupus daun teh yang hijau pengolahan dengan cara tradisional tanpa campuran bahan pengawet, warna merah pekat ketika diseduh dan kenikmatan aroma serta rasa yang membuat penikmat ketagihan itu semua menunjukkan keunggulan tersendiri kualitas teh di Desa Pacet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun