Karena seperti yang sudah saya sampaikan sejak awal, saya ini akan otomatis "respect" pada orang-orang yang memang bisa memberikan kenyamanan dalam arti satu frekuensi, mau saling menghargai satu sama lain, tak memaksakan kehendak pada orang lain, mau kompromi dan tak mau menang sendiri. Buat apa saya terlalu mendekat pada orang-orang yang tak se-frekuensi? Karena ujung-ujungnya pasti akan muncul friksi dan perang urat syaraf pun pasti akan terjadi.
Jadi kesimpulannya, tidak semua orang memang layak ada dalam kehidupan kita. Pemuja dan pembenci akan selalu menjadi satu paket yang tak terpisahkan karena itu sebagai dua entitas yang akan selalu hadir disepanjang hidup kita. Tinggal dengan siapa saja kita memutuskan untuk memilih berteman, bekerjasama, membangun relasi, karena pada hakikatnya, tidak semua orang bisa cocok dengan karakter kita. Dan tidak semua lingkungan bisa kita tempati.
Namun takdir tetap harus dijalani. Karena bisa saja mungkin sekarang kita tinggal dilingkungan yang tidak begitu kita minati, atau sedang berseteru dengan orang yang begitu kontras dengan karakter kita, semua itu pasti akan memberikan pelajaran dan hikmah bagi kehidupan kita. Bisa jadi itu adalah bagian daripada rencana-Nya. Dan jangan sekali-kali kita berusaha untuk (mendikte-Nya).
Sekian uraian pribadi yang tidak penting ini. Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk meresapi keluh kesah saya yang amat tidak berguna ini. Salam !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H