Padahal akar persoalannya amat sederhana, Fajar merasa sedih dan galau karena pesan whatsap nya sempat tak dibalas oleh pacarnya. Dari situlah kemudian ia merasa sedih lalu sering menggalaukan diri sendiri di media sosial dengan kata-kata manis bak seorang pujangga.
Harusnya kan, tak perlu sampai uring-uringan lalu mengumbar kesedihan di publik, kalau memang pesan whatsap atau chatnya tak dibalas. Ya, tak perlu sedih dan berkecil hati. Mungkin dia sedang punya kesibukan, mungkin dia sedang tidak mood, atau mungkin lebih jauh lagi dia memang nyatanya tidak tertarik untuk menjalin hubungan.
Kalau sudah begitu, buat apa pusing-pusing galau dan memikirkan bagaimana caranya balikan? Ya lebih baik mencari yang lain dan mencari sosok pengganti yang jauh lebih baik dan bisa benar-benar menerima keadaan diri daripada terus menerus terpuruk dan berkubang dalam kesedihan yang tiada akhir.
Hubungan cinta seharusnya tak perlu diperumit dan berbelit-belit sehingga ujung-ujungnya hanya mempersulit dan menyengsarakan diri sendiri.
Sampai kapan pun cinta akan terasa lebih menyakitkan apabila kita lebih senang dan nyaman "mendramatisir" kesedihan. Sementara orang yang cerdas akan lebih sering menertawakan dan melihat tindakan itu sebagai sikap yang "bodoh" dan kekanak-kanakan.
Maka berhentilah mendramatisir kesedihan dan meratapi persoalan cinta yang sebenarnya amat sederhana. Salam [Reynal Prasetya].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H