Seperti yang kita tahu piala AFF 2022 ini bukan hanya menjadi sorotan media Indonesia, tapi juga media lain seperti Korea Selatan. Artinya, apapun yang terjadi didalam dan diluar lapangan pasti akan langsung masuk dalam pemberitaan media.
Hal yang memalukan terjadi saat kerumunan suporter Indonesia mencoba untuk menghadang bus yang mengangkut pemain Thailand. Para suporter tersebut mengancungkan jari telunjuk kepara pemain Thailand, memukuli badan bus, hingga melempar batu hingga kaca bus pun pecah.
Pelatih timnas Thailand, Alexandre Polking benar-benar menyesali kejadian ini. Polking mengaku kecewa dengan insiden tersebut dan pihaknya mengaku akan melaporkan kejadian itu ke AFF.
"Ini situasi yang menyedihkan. Saya tidak ingin terlibat lebih jauh, tapi kami harus melaporakan hal itu karena ini tidak bagus untuk sepak bola AFF, tidak bagus untuk sepak bola Indonesia, ini soal Organisasi." Ungkapnya pada konfrensi pers usai laga menghadapi timnas Indonesia.
Tidak hanya itu, pelatih berdarah Brasil-Jerman itu juga mengaku ketakutan ketika mendapat serangan itu, dan ia memprotes pihak keamanan yang seharusnya mensterilkan jalan untuk lajur bus Thailand sebelum masuk stadion GBK.
"Itu adalah momen ketika kami mulai takut. Jujur saya merasa takut karena Suporter memukul kaca hingga pecah dan ini terjadi sebelum pertandingan. Tapi sekali lagi, kalian dan organisasi disini yang harus mengatur pertandingan lebih baik lagi." Sambung Polking.
Kejadian ini tentu sangat memalukan, benar-benar memalukan! Belum selesai dengan tragedi Kanjuruhan lagi-lagi suporter kita bikin ulah. Padahal untuk apa pula mereka melakukan hal yang demikian? Yang ada hanya mencoreng nama timnas dan negara kita.
Maka otomatis berita ini pun bukan hanya tersebar di Indonesia saja, media-media luar negeri termasuk Korea Selatan yang paling rajin menyoroti piala AFF 2022 ini pun mungkin bisa saja akan mengabarkan kejadian ini. Sebuah kerugian bagi timnas Indonesia.!
Bukannya kita introspeksi dan memperbaiki diri pasca tragedi Kanjuruhan, malah aksi bar-bar dan kebiasaan bikin rusuh itu masih terus kita pelihara. Sebuah karakter yang nampaknya sudah benar-benar mengakar dan mendarah daging pada suporter Indonesia.
Saya tentu tidak mau mengeneralisir. Saya percaya bahwa para suporter yang bikin rusuh itu mungkin jumlahnya hanya minoritas. Dan masih lebih banyak para suporter yang bisa menjaga sikap, keamanan dan ketertiban.